محمد نور توفيق

محمد نور توفيق
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُYAA MUQOLLIBAL QULUUB TSABBIT QOLBII 'ALAA DIINIKA "WAHAI YANG MEMBOLAK-BALIKKAN HATI, TEGUHKAN HATIKU PADA AGAMA-MU" Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, kita meminta pertolongan kepada-Nya, kita meminta ampunan kepada-Nya dan bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan diri kita dan dari keburukan amal-amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh pengikut mereka yang setia hingga akhir masa. Amma ba’du. http://shohibulummah.blogspot.com/ facebook : muhammadnurtaufiq@rocketmail.

Kamis, 30 September 2010

Istri-istri Rasululloh SAW

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:
1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.
2. SAWDA BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.
3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.
4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.
5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.
6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.
7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).
8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.
9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.
10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.
11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.
12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.
Kalau sudah tahu begini dan kalau memang dikatakan mau mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, kira-kira masih minat dan berani nggak ya kaum Adam untuk ber-istri lebih dari 1?

Nama-nama Bulan Dalam Tahun Hijriyah dan Artinya

Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender yg biasa (kalender Masehi) digunakan yg menggunakan peredaran matahari. Kalender Islam seringkali dikenal sebagai kalender Hijriyah.
Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Umar bin Khatab, yg menetapkan peristiwa hijrahnya Rasululloh SAW (ditemani Abu Bakar) dari Mekah ke Madinah.
Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman ALLOH SWT,”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At Taubah(9):36).
1. Muharram. Artinya, yg diharamkan atau menjadi pantangan. Di bulan Muharram, DILARANG untuk berperang.
2. Shafar. Artinya, kosong. Di bulan ini, lelaki Arab pergi untuk merantau atau berperang.
3. Rabi’ul Awal, artinya masa kembalinya kaum lelaki yg merantau (shafar).
4. Rabi’ul Akhir, artinya akhir masa menetapnya kaum lelaki.
5. Jumadil Awal, artinya awal kekeringan. Maksudnya, mulai terjadi musim kering.
6. Jumadil Akhir, artinya akhir kekeringan. Dengan demikian, musim kering berakhir.
7. Rajab, artinya mulia. Jaman dulu, bangsa Arab sangat memuliakan bulan ini.
8. Sya’ban, artinya berkelompok. Biasanya bangsa Arab berkelompok mencari nafkah.
9. Romadhon, artinya sangat panas. Bulan yg memanggang (membakar) dosa, karena di bulan ini kaum Mukmin diharuskan berpuasa/shaum sebulan penuh.
10. Syawal, artinya kebahagiaan.
11. Zulqaidah, artinya waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab.
12. Zulhijjah, artinya yg menuaikan haji.

المُلكُ

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
تَبٰرَكَ الَّذى بِيَدِهِ المُلكُ وَهُوَ عَلىٰ كُلِّ شَيءٍ قَديرٌ ﴿١﴾ الَّذى خَلَقَ المَوتَ وَالحَيوٰةَ لِيَبلُوَكُم أَيُّكُم أَحسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ العَزيزُ الغَفورُ ﴿٢﴾ الَّذى خَلَقَ سَبعَ سَمٰوٰتٍ طِباقًا ۖ ما تَرىٰ فى خَلقِ الرَّحمٰنِ مِن تَفٰوُتٍ ۖ فَارجِعِ البَصَرَ هَل تَرىٰ مِن فُطورٍ ﴿٣﴾ ثُمَّ ارجِعِ البَصَرَ كَرَّتَينِ يَنقَلِب إِلَيكَ البَصَرُ خاسِئًا وَهُوَ حَسيرٌ ﴿٤﴾ وَلَقَد زَيَّنَّا السَّماءَ الدُّنيا بِمَصٰبيحَ وَجَعَلنٰها رُجومًا لِلشَّيٰطينِ ۖ وَأَعتَدنا لَهُم عَذابَ السَّعيرِ ﴿٥﴾ وَلِلَّذينَ كَفَروا بِرَبِّهِم عَذابُ جَهَنَّمَ ۖ وَبِئسَ المَصيرُ ﴿٦﴾ إِذا أُلقوا فيها سَمِعوا لَها شَهيقًا وَهِىَ تَفورُ ﴿٧﴾ تَكادُ تَمَيَّزُ مِنَ الغَيظِ ۖ كُلَّما أُلقِىَ فيها فَوجٌ سَأَلَهُم خَزَنَتُها أَلَم يَأتِكُم نَذيرٌ ﴿٨﴾ قالوا بَلىٰ قَد جاءَنا نَذيرٌ فَكَذَّبنا وَقُلنا ما نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيءٍ إِن أَنتُم إِلّا فى ضَلٰلٍ كَبيرٍ ﴿٩﴾ وَقالوا لَو كُنّا نَسمَعُ أَو نَعقِلُ ما كُنّا فى أَصحٰبِ السَّعيرِ ﴿١٠﴾ فَاعتَرَفوا بِذَنبِهِم فَسُحقًا لِأَصحٰبِ السَّعيرِ ﴿١١﴾ إِنَّ الَّذينَ يَخشَونَ رَبَّهُم بِالغَيبِ لَهُم مَغفِرَةٌ وَأَجرٌ كَبيرٌ ﴿١٢﴾ وَأَسِرّوا قَولَكُم أَوِ اجهَروا بِهِ ۖ إِنَّهُ عَليمٌ بِذاتِ الصُّدورِ ﴿١٣﴾ أَلا يَعلَمُ مَن خَلَقَ وَهُوَ اللَّطيفُ الخَبيرُ ﴿١٤﴾ هُوَ الَّذى جَعَلَ لَكُمُ الأَرضَ ذَلولًا فَامشوا فى مَناكِبِها وَكُلوا مِن رِزقِهِ ۖ وَإِلَيهِ النُّشورُ ﴿١٥﴾ ءَأَمِنتُم مَن فِى السَّماءِ أَن يَخسِفَ بِكُمُ الأَرضَ فَإِذا هِىَ تَمورُ ﴿١٦﴾ أَم أَمِنتُم مَن فِى السَّماءِ أَن يُرسِلَ عَلَيكُم حاصِبًا ۖ فَسَتَعلَمونَ كَيفَ نَذيرِ ﴿١٧﴾ وَلَقَد كَذَّبَ الَّذينَ مِن قَبلِهِم فَكَيفَ كانَ نَكيرِ ﴿١٨﴾ أَوَلَم يَرَوا إِلَى الطَّيرِ فَوقَهُم صٰفّٰتٍ وَيَقبِضنَ ۚ ما يُمسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحمٰنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيءٍ بَصيرٌ ﴿١٩﴾ أَمَّن هٰذَا الَّذى هُوَ جُندٌ لَكُم يَنصُرُكُم مِن دونِ الرَّحمٰنِ ۚ إِنِ الكٰفِرونَ إِلّا فى غُرورٍ ﴿٢٠﴾ أَمَّن هٰذَا الَّذى يَرزُقُكُم إِن أَمسَكَ رِزقَهُ ۚ بَل لَجّوا فى عُتُوٍّ وَنُفورٍ ﴿٢١﴾ أَفَمَن يَمشى مُكِبًّا عَلىٰ وَجهِهِ أَهدىٰ أَمَّن يَمشى سَوِيًّا عَلىٰ صِرٰطٍ مُستَقيمٍ ﴿٢٢﴾ قُل هُوَ الَّذى أَنشَأَكُم وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمعَ وَالأَبصٰرَ وَالأَفـِٔدَةَ ۖ قَليلًا ما تَشكُرونَ ﴿٢٣﴾ قُل هُوَ الَّذى ذَرَأَكُم فِى الأَرضِ وَإِلَيهِ تُحشَرونَ ﴿٢٤﴾ وَيَقولونَ مَتىٰ هٰذَا الوَعدُ إِن كُنتُم صٰدِقينَ ﴿٢٥﴾ قُل إِنَّمَا العِلمُ عِندَ اللَّهِ وَإِنَّما أَنا۠ نَذيرٌ مُبينٌ ﴿٢٦﴾ فَلَمّا رَأَوهُ زُلفَةً سيـَٔت وُجوهُ الَّذينَ كَفَروا وَقيلَ هٰذَا الَّذى كُنتُم بِهِ تَدَّعونَ ﴿٢٧﴾ قُل أَرَءَيتُم إِن أَهلَكَنِىَ اللَّهُ وَمَن مَعِىَ أَو رَحِمَنا فَمَن يُجيرُ الكٰفِرينَ مِن عَذابٍ أَليمٍ ﴿٢٨﴾ قُل هُوَ الرَّحمٰنُ ءامَنّا بِهِ وَعَلَيهِ تَوَكَّلنا ۖ فَسَتَعلَمونَ مَن هُوَ فى ضَلٰلٍ مُبينٍ ﴿٢٩﴾ قُل أَرَءَيتُم إِن أَصبَحَ ماؤُكُم غَورًا فَمَن يَأتيكُم بِماءٍ مَعينٍ ﴿٣٠﴾

الواقِعَةُ

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
إِذا وَقَعَتِ الواقِعَةُ ﴿١﴾ لَيسَ لِوَقعَتِها كاذِبَةٌ ﴿٢﴾ خافِضَةٌ رافِعَةٌ ﴿٣﴾ إِذا رُجَّتِ الأَرضُ رَجًّا ﴿٤﴾ وَبُسَّتِ الجِبالُ بَسًّا ﴿٥﴾ فَكانَت هَباءً مُنبَثًّا ﴿٦﴾ وَكُنتُم أَزوٰجًا ثَلٰثَةً ﴿٧﴾ فَأَصحٰبُ المَيمَنَةِ ما أَصحٰبُ المَيمَنَةِ ﴿٨﴾ وَأَصحٰبُ المَشـَٔمَةِ ما أَصحٰبُ المَشـَٔمَةِ ﴿٩﴾ وَالسّٰبِقونَ السّٰبِقونَ ﴿١٠﴾ أُولٰئِكَ المُقَرَّبونَ ﴿١١﴾ فى جَنّٰتِ النَّعيمِ ﴿١٢﴾ ثُلَّةٌ مِنَ الأَوَّلينَ ﴿١٣﴾ وَقَليلٌ مِنَ الءاخِرينَ ﴿١٤﴾ عَلىٰ سُرُرٍ مَوضونَةٍ ﴿١٥﴾ مُتَّكِـٔينَ عَلَيها مُتَقٰبِلينَ ﴿١٦﴾ يَطوفُ عَلَيهِم وِلدٰنٌ مُخَلَّدونَ ﴿١٧﴾ بِأَكوابٍ وَأَباريقَ وَكَأسٍ مِن مَعينٍ ﴿١٨﴾ لا يُصَدَّعونَ عَنها وَلا يُنزِفونَ ﴿١٩﴾ وَفٰكِهَةٍ مِمّا يَتَخَيَّرونَ ﴿٢٠﴾ وَلَحمِ طَيرٍ مِمّا يَشتَهونَ ﴿٢١﴾ وَحورٌ عينٌ ﴿٢٢﴾ كَأَمثٰلِ اللُّؤلُؤِ المَكنونِ ﴿٢٣﴾ جَزاءً بِما كانوا يَعمَلونَ ﴿٢٤﴾ لا يَسمَعونَ فيها لَغوًا وَلا تَأثيمًا ﴿٢٥﴾ إِلّا قيلًا سَلٰمًا سَلٰمًا ﴿٢٦﴾ وَأَصحٰبُ اليَمينِ ما أَصحٰبُ اليَمينِ ﴿٢٧﴾ فى سِدرٍ مَخضودٍ ﴿٢٨﴾ وَطَلحٍ مَنضودٍ ﴿٢٩﴾ وَظِلٍّ مَمدودٍ ﴿٣٠﴾ وَماءٍ مَسكوبٍ ﴿٣١﴾ وَفٰكِهَةٍ كَثيرَةٍ ﴿٣٢﴾ لا مَقطوعَةٍ وَلا مَمنوعَةٍ ﴿٣٣﴾ وَفُرُشٍ مَرفوعَةٍ ﴿٣٤﴾ إِنّا أَنشَأنٰهُنَّ إِنشاءً ﴿٣٥﴾ فَجَعَلنٰهُنَّ أَبكارًا ﴿٣٦﴾ عُرُبًا أَترابًا ﴿٣٧﴾ لِأَصحٰبِ اليَمينِ ﴿٣٨﴾ ثُلَّةٌ مِنَ الأَوَّلينَ ﴿٣٩﴾ وَثُلَّةٌ مِنَ الءاخِرينَ ﴿٤٠﴾ وَأَصحٰبُ الشِّمالِ ما أَصحٰبُ الشِّمالِ ﴿٤١﴾ فى سَمومٍ وَحَميمٍ ﴿٤٢﴾ وَظِلٍّ مِن يَحمومٍ ﴿٤٣﴾ لا بارِدٍ وَلا كَريمٍ ﴿٤٤﴾ إِنَّهُم كانوا قَبلَ ذٰلِكَ مُترَفينَ ﴿٤٥﴾ وَكانوا يُصِرّونَ عَلَى الحِنثِ العَظيمِ ﴿٤٦﴾ وَكانوا يَقولونَ أَئِذا مِتنا وَكُنّا تُرابًا وَعِظٰمًا أَءِنّا لَمَبعوثونَ ﴿٤٧﴾ أَوَءاباؤُنَا الأَوَّلونَ ﴿٤٨﴾ قُل إِنَّ الأَوَّلينَ وَالءاخِرينَ ﴿٤٩﴾ لَمَجموعونَ إِلىٰ ميقٰتِ يَومٍ مَعلومٍ ﴿٥٠﴾ ثُمَّ إِنَّكُم أَيُّهَا الضّالّونَ المُكَذِّبونَ ﴿٥١﴾ لَءاكِلونَ مِن شَجَرٍ مِن زَقّومٍ ﴿٥٢﴾ فَمالِـٔونَ مِنهَا البُطونَ ﴿٥٣﴾ فَشٰرِبونَ عَلَيهِ مِنَ الحَميمِ ﴿٥٤﴾ فَشٰرِبونَ شُربَ الهيمِ ﴿٥٥﴾ هٰذا نُزُلُهُم يَومَ الدّينِ ﴿٥٦﴾ نَحنُ خَلَقنٰكُم فَلَولا تُصَدِّقونَ ﴿٥٧﴾ أَفَرَءَيتُم ما تُمنونَ ﴿٥٨﴾ ءَأَنتُم تَخلُقونَهُ أَم نَحنُ الخٰلِقونَ ﴿٥٩﴾ نَحنُ قَدَّرنا بَينَكُمُ المَوتَ وَما نَحنُ بِمَسبوقينَ ﴿٦٠﴾ عَلىٰ أَن نُبَدِّلَ أَمثٰلَكُم وَنُنشِئَكُم فى ما لا تَعلَمونَ ﴿٦١﴾ وَلَقَد عَلِمتُمُ النَّشأَةَ الأولىٰ فَلَولا تَذَكَّرونَ ﴿٦٢﴾ أَفَرَءَيتُم ما تَحرُثونَ ﴿٦٣﴾ ءَأَنتُم تَزرَعونَهُ أَم نَحنُ الزّٰرِعونَ ﴿٦٤﴾ لَو نَشاءُ لَجَعَلنٰهُ حُطٰمًا فَظَلتُم تَفَكَّهونَ ﴿٦٥﴾ إِنّا لَمُغرَمونَ ﴿٦٦﴾ بَل نَحنُ مَحرومونَ ﴿٦٧﴾ أَفَرَءَيتُمُ الماءَ الَّذى تَشرَبونَ ﴿٦٨﴾ ءَأَنتُم أَنزَلتُموهُ مِنَ المُزنِ أَم نَحنُ المُنزِلونَ ﴿٦٩﴾ لَو نَشاءُ جَعَلنٰهُ أُجاجًا فَلَولا تَشكُرونَ ﴿٧٠﴾ أَفَرَءَيتُمُ النّارَ الَّتى تورونَ ﴿٧١﴾ ءَأَنتُم أَنشَأتُم شَجَرَتَها أَم نَحنُ المُنشِـٔونَ ﴿٧٢﴾ نَحنُ جَعَلنٰها تَذكِرَةً وَمَتٰعًا لِلمُقوينَ ﴿٧٣﴾ فَسَبِّح بِاسمِ رَبِّكَ العَظيمِ ﴿٧٤﴾ فَلا أُقسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجومِ ﴿٧٥﴾ وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَو تَعلَمونَ عَظيمٌ ﴿٧٦﴾ إِنَّهُ لَقُرءانٌ كَريمٌ ﴿٧٧﴾ فى كِتٰبٍ مَكنونٍ ﴿٧٨﴾ لا يَمَسُّهُ إِلَّا المُطَهَّرونَ ﴿٧٩﴾ تَنزيلٌ مِن رَبِّ العٰلَمينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهٰذَا الحَديثِ أَنتُم مُدهِنونَ ﴿٨١﴾ وَتَجعَلونَ رِزقَكُم أَنَّكُم تُكَذِّبونَ ﴿٨٢﴾ فَلَولا إِذا بَلَغَتِ الحُلقومَ ﴿٨٣﴾ وَأَنتُم حينَئِذٍ تَنظُرونَ ﴿٨٤﴾ وَنَحنُ أَقرَبُ إِلَيهِ مِنكُم وَلٰكِن لا تُبصِرونَ ﴿٨٥﴾ فَلَولا إِن كُنتُم غَيرَ مَدينينَ ﴿٨٦﴾ تَرجِعونَها إِن كُنتُم صٰدِقينَ ﴿٨٧﴾ فَأَمّا إِن كانَ مِنَ المُقَرَّبينَ ﴿٨٨﴾ فَرَوحٌ وَرَيحانٌ وَجَنَّتُ نَعيمٍ ﴿٨٩﴾ وَأَمّا إِن كانَ مِن أَصحٰبِ اليَمينِ ﴿٩٠﴾ فَسَلٰمٌ لَكَ مِن أَصحٰبِ اليَمينِ ﴿٩١﴾ وَأَمّا إِن كانَ مِنَ المُكَذِّبينَ الضّالّينَ ﴿٩٢﴾ فَنُزُلٌ مِن حَميمٍ ﴿٩٣﴾ وَتَصلِيَةُ جَحيمٍ ﴿٩٤﴾ إِنَّ هٰذا لَهُوَ حَقُّ اليَقينِ ﴿٩٥﴾ فَسَبِّح بِاسمِ رَبِّكَ العَظيمِ ﴿٩٦﴾

الرَّحمٰنُ

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
الرَّحمٰنُ ﴿١﴾ عَلَّمَ القُرءانَ ﴿٢﴾ خَلَقَ الإِنسٰنَ ﴿٣﴾ عَلَّمَهُ البَيانَ ﴿٤﴾ الشَّمسُ وَالقَمَرُ بِحُسبانٍ ﴿٥﴾ وَالنَّجمُ وَالشَّجَرُ يَسجُدانِ ﴿٦﴾ وَالسَّماءَ رَفَعَها وَوَضَعَ الميزانَ ﴿٧﴾ أَلّا تَطغَوا فِى الميزانِ ﴿٨﴾ وَأَقيمُوا الوَزنَ بِالقِسطِ وَلا تُخسِرُوا الميزانَ ﴿٩﴾ وَالأَرضَ وَضَعَها لِلأَنامِ ﴿١٠﴾ فيها فٰكِهَةٌ وَالنَّخلُ ذاتُ الأَكمامِ ﴿١١﴾ وَالحَبُّ ذُو العَصفِ وَالرَّيحانُ ﴿١٢﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿١٣﴾ خَلَقَ الإِنسٰنَ مِن صَلصٰلٍ كَالفَخّارِ ﴿١٤﴾ وَخَلَقَ الجانَّ مِن مارِجٍ مِن نارٍ ﴿١٥﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿١٦﴾ رَبُّ المَشرِقَينِ وَرَبُّ المَغرِبَينِ ﴿١٧﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿١٨﴾ مَرَجَ البَحرَينِ يَلتَقِيانِ ﴿١٩﴾ بَينَهُما بَرزَخٌ لا يَبغِيانِ ﴿٢٠﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٢١﴾ يَخرُجُ مِنهُمَا اللُّؤلُؤُ وَالمَرجانُ ﴿٢٢﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٢٣﴾ وَلَهُ الجَوارِ المُنشَـٔاتُ فِى البَحرِ كَالأَعلٰمِ ﴿٢٤﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٢٥﴾ كُلُّ مَن عَلَيها فانٍ ﴿٢٦﴾ وَيَبقىٰ وَجهُ رَبِّكَ ذُو الجَلٰلِ وَالإِكرامِ ﴿٢٧﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٢٨﴾ يَسـَٔلُهُ مَن فِى السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ ۚ كُلَّ يَومٍ هُوَ فى شَأنٍ ﴿٢٩﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٣٠﴾ سَنَفرُغُ لَكُم أَيُّهَ الثَّقَلانِ ﴿٣١﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٣٢﴾ يٰمَعشَرَ الجِنِّ وَالإِنسِ إِنِ استَطَعتُم أَن تَنفُذوا مِن أَقطارِ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ فَانفُذوا ۚ لا تَنفُذونَ إِلّا بِسُلطٰنٍ ﴿٣٣﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٣٤﴾ يُرسَلُ عَلَيكُما شُواظٌ مِن نارٍ وَنُحاسٌ فَلا تَنتَصِرانِ ﴿٣٥﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٣٦﴾ فَإِذَا انشَقَّتِ السَّماءُ فَكانَت وَردَةً كَالدِّهانِ ﴿٣٧﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٣٨﴾ فَيَومَئِذٍ لا يُسـَٔلُ عَن ذَنبِهِ إِنسٌ وَلا جانٌّ ﴿٣٩﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٤٠﴾ يُعرَفُ المُجرِمونَ بِسيمٰهُم فَيُؤخَذُ بِالنَّوٰصى وَالأَقدامِ ﴿٤١﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٤٢﴾ هٰذِهِ جَهَنَّمُ الَّتى يُكَذِّبُ بِهَا المُجرِمونَ ﴿٤٣﴾ يَطوفونَ بَينَها وَبَينَ حَميمٍ ءانٍ ﴿٤٤﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٤٥﴾ وَلِمَن خافَ مَقامَ رَبِّهِ جَنَّتانِ ﴿٤٦﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٤٧﴾ ذَواتا أَفنانٍ ﴿٤٨﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٤٩﴾ فيهِما عَينانِ تَجرِيانِ ﴿٥٠﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٥١﴾ فيهِما مِن كُلِّ فٰكِهَةٍ زَوجانِ ﴿٥٢﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٥٣﴾ مُتَّكِـٔينَ عَلىٰ فُرُشٍ بَطائِنُها مِن إِستَبرَقٍ ۚ وَجَنَى الجَنَّتَينِ دانٍ ﴿٥٤﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٥٥﴾ فيهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرفِ لَم يَطمِثهُنَّ إِنسٌ قَبلَهُم وَلا جانٌّ ﴿٥٦﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٥٧﴾ كَأَنَّهُنَّ الياقوتُ وَالمَرجانُ ﴿٥٨﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٥٩﴾ هَل جَزاءُ الإِحسٰنِ إِلَّا الإِحسٰنُ ﴿٦٠﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٦١﴾ وَمِن دونِهِما جَنَّتانِ ﴿٦٢﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٦٣﴾ مُدهامَّتانِ ﴿٦٤﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٦٥﴾ فيهِما عَينانِ نَضّاخَتانِ ﴿٦٦﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٦٧﴾ فيهِما فٰكِهَةٌ وَنَخلٌ وَرُمّانٌ ﴿٦٨﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٦٩﴾ فيهِنَّ خَيرٰتٌ حِسانٌ ﴿٧٠﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٧١﴾ حورٌ مَقصورٰتٌ فِى الخِيامِ ﴿٧٢﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٧٣﴾ لَم يَطمِثهُنَّ إِنسٌ قَبلَهُم وَلا جانٌّ ﴿٧٤﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٧٥﴾ مُتَّكِـٔينَ عَلىٰ رَفرَفٍ خُضرٍ وَعَبقَرِىٍّ حِسانٍ ﴿٧٦﴾ فَبِأَىِّ ءالاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبانِ ﴿٧٧﴾ تَبٰرَكَ اسمُ رَبِّكَ ذِى الجَلٰلِ وَالإِكرامِ ﴿٧٨﴾

يس

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
يس ﴿١﴾ وَالقُرءانِ الحَكيمِ ﴿٢﴾ إِنَّكَ لَمِنَ المُرسَلينَ ﴿٣﴾ عَلىٰ صِرٰطٍ مُستَقيمٍ ﴿٤﴾ تَنزيلَ العَزيزِ الرَّحيمِ ﴿٥﴾ لِتُنذِرَ قَومًا ما أُنذِرَ ءاباؤُهُم فَهُم غٰفِلونَ ﴿٦﴾ لَقَد حَقَّ القَولُ عَلىٰ أَكثَرِهِم فَهُم لا يُؤمِنونَ ﴿٧﴾ إِنّا جَعَلنا فى أَعنٰقِهِم أَغلٰلًا فَهِىَ إِلَى الأَذقانِ فَهُم مُقمَحونَ ﴿٨﴾ وَجَعَلنا مِن بَينِ أَيديهِم سَدًّا وَمِن خَلفِهِم سَدًّا فَأَغشَينٰهُم فَهُم لا يُبصِرونَ ﴿٩﴾ وَسَواءٌ عَلَيهِم ءَأَنذَرتَهُم أَم لَم تُنذِرهُم لا يُؤمِنونَ ﴿١٠﴾ إِنَّما تُنذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكرَ وَخَشِىَ الرَّحمٰنَ بِالغَيبِ ۖ فَبَشِّرهُ بِمَغفِرَةٍ وَأَجرٍ كَريمٍ ﴿١١﴾ إِنّا نَحنُ نُحىِ المَوتىٰ وَنَكتُبُ ما قَدَّموا وَءاثٰرَهُم ۚ وَكُلَّ شَيءٍ أَحصَينٰهُ فى إِمامٍ مُبينٍ ﴿١٢﴾ وَاضرِب لَهُم مَثَلًا أَصحٰبَ القَريَةِ إِذ جاءَهَا المُرسَلونَ ﴿١٣﴾ إِذ أَرسَلنا إِلَيهِمُ اثنَينِ فَكَذَّبوهُما فَعَزَّزنا بِثالِثٍ فَقالوا إِنّا إِلَيكُم مُرسَلونَ ﴿١٤﴾ قالوا ما أَنتُم إِلّا بَشَرٌ مِثلُنا وَما أَنزَلَ الرَّحمٰنُ مِن شَيءٍ إِن أَنتُم إِلّا تَكذِبونَ ﴿١٥﴾ قالوا رَبُّنا يَعلَمُ إِنّا إِلَيكُم لَمُرسَلونَ ﴿١٦﴾ وَما عَلَينا إِلَّا البَلٰغُ المُبينُ ﴿١٧﴾ قالوا إِنّا تَطَيَّرنا بِكُم ۖ لَئِن لَم تَنتَهوا لَنَرجُمَنَّكُم وَلَيَمَسَّنَّكُم مِنّا عَذابٌ أَليمٌ ﴿١٨﴾ قالوا طٰئِرُكُم مَعَكُم ۚ أَئِن ذُكِّرتُم ۚ بَل أَنتُم قَومٌ مُسرِفونَ ﴿١٩﴾ وَجاءَ مِن أَقصَا المَدينَةِ رَجُلٌ يَسعىٰ قالَ يٰقَومِ اتَّبِعُوا المُرسَلينَ ﴿٢٠﴾ اتَّبِعوا مَن لا يَسـَٔلُكُم أَجرًا وَهُم مُهتَدونَ ﴿٢١﴾ وَما لِىَ لا أَعبُدُ الَّذى فَطَرَنى وَإِلَيهِ تُرجَعونَ ﴿٢٢﴾ ءَأَتَّخِذُ مِن دونِهِ ءالِهَةً إِن يُرِدنِ الرَّحمٰنُ بِضُرٍّ لا تُغنِ عَنّى شَفٰعَتُهُم شَيـًٔا وَلا يُنقِذونِ ﴿٢٣﴾ إِنّى إِذًا لَفى ضَلٰلٍ مُبينٍ ﴿٢٤﴾ إِنّى ءامَنتُ بِرَبِّكُم فَاسمَعونِ ﴿٢٥﴾ قيلَ ادخُلِ الجَنَّةَ ۖ قالَ يٰلَيتَ قَومى يَعلَمونَ ﴿٢٦﴾ بِما غَفَرَ لى رَبّى وَجَعَلَنى مِنَ المُكرَمينَ ﴿٢٧﴾ وَما أَنزَلنا عَلىٰ قَومِهِ مِن بَعدِهِ مِن جُندٍ مِنَ السَّماءِ وَما كُنّا مُنزِلينَ ﴿٢٨﴾ إِن كانَت إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً فَإِذا هُم خٰمِدونَ ﴿٢٩﴾ يٰحَسرَةً عَلَى العِبادِ ۚ ما يَأتيهِم مِن رَسولٍ إِلّا كانوا بِهِ يَستَهزِءونَ ﴿٣٠﴾ أَلَم يَرَوا كَم أَهلَكنا قَبلَهُم مِنَ القُرونِ أَنَّهُم إِلَيهِم لا يَرجِعونَ ﴿٣١﴾ وَإِن كُلٌّ لَمّا جَميعٌ لَدَينا مُحضَرونَ ﴿٣٢﴾ وَءايَةٌ لَهُمُ الأَرضُ المَيتَةُ أَحيَينٰها وَأَخرَجنا مِنها حَبًّا فَمِنهُ يَأكُلونَ ﴿٣٣﴾ وَجَعَلنا فيها جَنّٰتٍ مِن نَخيلٍ وَأَعنٰبٍ وَفَجَّرنا فيها مِنَ العُيونِ ﴿٣٤﴾ لِيَأكُلوا مِن ثَمَرِهِ وَما عَمِلَتهُ أَيديهِم ۖ أَفَلا يَشكُرونَ ﴿٣٥﴾ سُبحٰنَ الَّذى خَلَقَ الأَزوٰجَ كُلَّها مِمّا تُنبِتُ الأَرضُ وَمِن أَنفُسِهِم وَمِمّا لا يَعلَمونَ ﴿٣٦﴾ وَءايَةٌ لَهُمُ الَّيلُ نَسلَخُ مِنهُ النَّهارَ فَإِذا هُم مُظلِمونَ ﴿٣٧﴾ وَالشَّمسُ تَجرى لِمُستَقَرٍّ لَها ۚ ذٰلِكَ تَقديرُ العَزيزِ العَليمِ ﴿٣٨﴾ وَالقَمَرَ قَدَّرنٰهُ مَنازِلَ حَتّىٰ عادَ كَالعُرجونِ القَديمِ ﴿٣٩﴾ لَا الشَّمسُ يَنبَغى لَها أَن تُدرِكَ القَمَرَ وَلَا الَّيلُ سابِقُ النَّهارِ ۚ وَكُلٌّ فى فَلَكٍ يَسبَحونَ ﴿٤٠﴾ وَءايَةٌ لَهُم أَنّا حَمَلنا ذُرِّيَّتَهُم فِى الفُلكِ المَشحونِ ﴿٤١﴾ وَخَلَقنا لَهُم مِن مِثلِهِ ما يَركَبونَ ﴿٤٢﴾ وَإِن نَشَأ نُغرِقهُم فَلا صَريخَ لَهُم وَلا هُم يُنقَذونَ ﴿٤٣﴾ إِلّا رَحمَةً مِنّا وَمَتٰعًا إِلىٰ حينٍ ﴿٤٤﴾ وَإِذا قيلَ لَهُمُ اتَّقوا ما بَينَ أَيديكُم وَما خَلفَكُم لَعَلَّكُم تُرحَمونَ ﴿٤٥﴾ وَما تَأتيهِم مِن ءايَةٍ مِن ءايٰتِ رَبِّهِم إِلّا كانوا عَنها مُعرِضينَ ﴿٤٦﴾ وَإِذا قيلَ لَهُم أَنفِقوا مِمّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قالَ الَّذينَ كَفَروا لِلَّذينَ ءامَنوا أَنُطعِمُ مَن لَو يَشاءُ اللَّهُ أَطعَمَهُ إِن أَنتُم إِلّا فى ضَلٰلٍ مُبينٍ ﴿٤٧﴾ وَيَقولونَ مَتىٰ هٰذَا الوَعدُ إِن كُنتُم صٰدِقينَ ﴿٤٨﴾ ما يَنظُرونَ إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً تَأخُذُهُم وَهُم يَخِصِّمونَ ﴿٤٩﴾ فَلا يَستَطيعونَ تَوصِيَةً وَلا إِلىٰ أَهلِهِم يَرجِعونَ ﴿٥٠﴾ وَنُفِخَ فِى الصّورِ فَإِذا هُم مِنَ الأَجداثِ إِلىٰ رَبِّهِم يَنسِلونَ ﴿٥١﴾ قالوا يٰوَيلَنا مَن بَعَثَنا مِن مَرقَدِنا ۜ ۗ هٰذا ما وَعَدَ الرَّحمٰنُ وَصَدَقَ المُرسَلونَ ﴿٥٢﴾ إِن كانَت إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً فَإِذا هُم جَميعٌ لَدَينا مُحضَرونَ ﴿٥٣﴾ فَاليَومَ لا تُظلَمُ نَفسٌ شَيـًٔا وَلا تُجزَونَ إِلّا ما كُنتُم تَعمَلونَ ﴿٥٤﴾ إِنَّ أَصحٰبَ الجَنَّةِ اليَومَ فى شُغُلٍ فٰكِهونَ ﴿٥٥﴾ هُم وَأَزوٰجُهُم فى ظِلٰلٍ عَلَى الأَرائِكِ مُتَّكِـٔونَ ﴿٥٦﴾ لَهُم فيها فٰكِهَةٌ وَلَهُم ما يَدَّعونَ ﴿٥٧﴾ سَلٰمٌ قَولًا مِن رَبٍّ رَحيمٍ ﴿٥٨﴾ وَامتٰزُوا اليَومَ أَيُّهَا المُجرِمونَ ﴿٥٩﴾ أَلَم أَعهَد إِلَيكُم يٰبَنى ءادَمَ أَن لا تَعبُدُوا الشَّيطٰنَ ۖ إِنَّهُ لَكُم عَدُوٌّ مُبينٌ ﴿٦٠﴾ وَأَنِ اعبُدونى ۚ هٰذا صِرٰطٌ مُستَقيمٌ ﴿٦١﴾ وَلَقَد أَضَلَّ مِنكُم جِبِلًّا كَثيرًا ۖ أَفَلَم تَكونوا تَعقِلونَ ﴿٦٢﴾ هٰذِهِ جَهَنَّمُ الَّتى كُنتُم توعَدونَ ﴿٦٣﴾ اصلَوهَا اليَومَ بِما كُنتُم تَكفُرونَ ﴿٦٤﴾ اليَومَ نَختِمُ عَلىٰ أَفوٰهِهِم وَتُكَلِّمُنا أَيديهِم وَتَشهَدُ أَرجُلُهُم بِما كانوا يَكسِبونَ ﴿٦٥﴾ وَلَو نَشاءُ لَطَمَسنا عَلىٰ أَعيُنِهِم فَاستَبَقُوا الصِّرٰطَ فَأَنّىٰ يُبصِرونَ ﴿٦٦﴾ وَلَو نَشاءُ لَمَسَخنٰهُم عَلىٰ مَكانَتِهِم فَمَا استَطٰعوا مُضِيًّا وَلا يَرجِعونَ ﴿٦٧﴾ وَمَن نُعَمِّرهُ نُنَكِّسهُ فِى الخَلقِ ۖ أَفَلا يَعقِلونَ ﴿٦٨﴾ وَما عَلَّمنٰهُ الشِّعرَ وَما يَنبَغى لَهُ ۚ إِن هُوَ إِلّا ذِكرٌ وَقُرءانٌ مُبينٌ ﴿٦٩﴾ لِيُنذِرَ مَن كانَ حَيًّا وَيَحِقَّ القَولُ عَلَى الكٰفِرينَ ﴿٧٠﴾ أَوَلَم يَرَوا أَنّا خَلَقنا لَهُم مِمّا عَمِلَت أَيدينا أَنعٰمًا فَهُم لَها مٰلِكونَ ﴿٧١﴾ وَذَلَّلنٰها لَهُم فَمِنها رَكوبُهُم وَمِنها يَأكُلونَ ﴿٧٢﴾ وَلَهُم فيها مَنٰفِعُ وَمَشارِبُ ۖ أَفَلا يَشكُرونَ ﴿٧٣﴾ وَاتَّخَذوا مِن دونِ اللَّهِ ءالِهَةً لَعَلَّهُم يُنصَرونَ ﴿٧٤﴾ لا يَستَطيعونَ نَصرَهُم وَهُم لَهُم جُندٌ مُحضَرونَ ﴿٧٥﴾ فَلا يَحزُنكَ قَولُهُم ۘ إِنّا نَعلَمُ ما يُسِرّونَ وَما يُعلِنونَ ﴿٧٦﴾ أَوَلَم يَرَ الإِنسٰنُ أَنّا خَلَقنٰهُ مِن نُطفَةٍ فَإِذا هُوَ خَصيمٌ مُبينٌ ﴿٧٧﴾ وَضَرَبَ لَنا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلقَهُ ۖ قالَ مَن يُحىِ العِظٰمَ وَهِىَ رَميمٌ ﴿٧٨﴾ قُل يُحييهَا الَّذى أَنشَأَها أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلقٍ عَليمٌ ﴿٧٩﴾ الَّذى جَعَلَ لَكُم مِنَ الشَّجَرِ الأَخضَرِ نارًا فَإِذا أَنتُم مِنهُ توقِدونَ ﴿٨٠﴾ أَوَلَيسَ الَّذى خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضَ بِقٰدِرٍ عَلىٰ أَن يَخلُقَ مِثلَهُم ۚ بَلىٰ وَهُوَ الخَلّٰقُ العَليمُ ﴿٨١﴾ إِنَّما أَمرُهُ إِذا أَرادَ شَيـًٔا أَن يَقولَ لَهُ كُن فَيَكونُ ﴿٨٢﴾ فَسُبحٰنَ الَّذى بِيَدِهِ مَلَكوتُ كُلِّ شَيءٍ وَإِلَيهِ تُرجَعونَ ﴿٨٣﴾

Islam on Pornography: A Definite No NO

By Abdul Malik Mujahid

Every Friday we hear the Imam conclude his sermon by reciting the following verse of the Quran:
"Surely God enjoins justice, kindness and the doing of good, to kith and kin; and He forbids all that is shameful, indecent, evil, rebellious and oppressive." InnaAllah Yamuru bil adel, wal ehsane, wa itae zil qurba; wa yanha anil fuhshae, wal munkari walbaghi; yaizukhum lallakum tazakkaroon. (Quran 16:90)
Pornography and the culture of pornography has all the three elements which God has prohibited in the above verse of the Quran: Fuhsha; Munkar, baghi. Here is a bit of terminology before we review the rest of the evidence prohibiting pornography.

Fuhsha:

According to the Al-Mawrid Arabic-English dictionary of Munir Baalbaki, Fuhash is obscenity, vulgarity, indecency, shamelessness and something that is dirty, filthy and foul. Al-Mawrid's English-Arabic dictionary translates pornographic as Fahish. The Hans Wehr Dictionary Of Modern Written Arabic adds monstrosity, abomination, vile deed and fornication to its meaning as well.
Fuhsha, translated as anything shameful, is a Quranic term which in the Quran and Hadith has been used widely for unIslamic sexual behavior. The Quran uses it as in the above verse (Quran 16:90). It is a set of vices that embraces the whole range of evil and shameful deeds. Scholars of the Quran have included every vice which is intrinsically of a highly reprehensible character into this category whether it be fornication, nudity, public foreplay as depicted in films and photos, pornography, hurling abuses and curse words, promiscuous mixing, or dresses designed to expose the body. At the highest level of Fuhsha, Allah has included adultery (Quran 17:32) and same gender sex (Quran 7:80; 27:54).
All scholars agree pornography is included in the term Fuhsha.

Al-Munkar

Al-Mawrid English - Arabic Dictionary describes Munkar as gross, abominable, detestable, atrocious, outrageous, flagrant.
As a major Quranic term it means something which is universally acknowledged as bad and immoral. This category includes all evils which have been unanimously condemned by the human conscience and which have been forbidden by Divine Law in all ages.
People of all faiths abhor pornography. Even the norms of American society do not allow its propagation in mainstream newspapers and prime time TV, forcing it to hide in dark alleys. Those who are addicted to pornography try to watch it mostly discreetly. This indicates that it is a universally accepted immoral act which Quran calls al-Munkar.
Al-Baghi
According to Al-Mawrid English - Arabic dictionary, this term means wrong, injustice, outrage, and transgression.
Al-Baghi in the Quranic terminology means transgression and trespassing into the space and the rights of others, whether those rights be of God or of a fellow human being. Pornography is a transgression towards God as well as towards human beings and animals. The pornographic industry trespasses on the rights of women especially by turning them into sex objects. Pornographic emails trespass the private email boxes of Americans at least four times a day.
God is Against Pornography (Fuhsha) whether Open or Hidden
"Tell them (O Muhammad): 'My Lord has only forbidden indecent acts, whether overt or hiddenÉ"
innama haram rabbial fawahisha ma zahar aminha wma batan.. (Quran 7:33).
Therefore, watching pornography or other indecent acts in the privacy of the home or on the internet is also forbidden.
Allah Asks Us Not to Even Go Close to It
"Say to them (O Muhammad!) Édo not even draw near to things shameful–be they open or secret;É " (Quran 6:151 partial)
Éwa la taqrabul fawahisha ma zahara minha wa ma batanÉ
Allah has mentioned this instruction along with shirk and murder which means that Allah considered shameful things like pornography among the major sins.
Allah knows best. He knows His creation. He knows that we are weak. Therefore, He likes us to stay away from shameful things.
Those who Propagate Shameful things among the Believers
"Verily those who love that indecency should spread among the believers deserve a painful chastisement in the world and in the Hereafter. Allah knows, but you do not know." Quran 24:19
Innal lazeena yuhibbuna an tasheeal fahishatu fillazeena amanou lahum azabun aleemun fid dunya wal akhirate, wallahu yalamu wa antum la talamoon.
The words used in the verse (fahishatu) embrace all the various forms that might be used to spread shameful and lewd behavior though any means be it pictures, films, or internet.
Don't follow Satan
At several places in the Quran, God warns us not to follow the steps of Satan: "He will incite you for shameful things (fuhsha) and encourage you to do universally accepted wrong things (al-munkar) Quran 24:21
Restrain Your Gaze & Guard Your Private Parts
"Enjoin believing men to restrain their gaze and guard their private parts. That is purer for them. Surely Allah is well aware of all what they do.
And enjoin believing women to restrain their gaze and guard their private parts and additionally not to reveal their adornment except that which is revealed of itself." Quran 24:30-31
Sayings of the Prophet: Hadith
No man or woman should look at the naked body of each other (unless married). Sahih Muslim
By God, I would prefer to be thrown from the skies and spatterred in parts than to look at someone's private parts or let someone look at my private parts. Narrated by Salman. Almabsooth kitabul istehsan.
Don't expose your thigh to anyone and don't look at the thigh of any person even if s/he is dead. Narrated Ali ibn abi Talib. Ibn e Maja, Abi Dawud, Darqutani. Tafseer Kabeer
Once someone's thigh was open in public. The Prophet said don't you know thigh is supposed to be kept covered? Jerhad Aslami. Muatta Imam Malik, Tirmidhi, Abu Dawud
Allah has written for Adam's son his share of adultery which he commits inevitably. The adultery of the eyes is the sight (to gaze at a forbidden thing), the adultery of the tongue is the talk, and the inner self wishes and desires and the private parts testify all this or deny it. Abu Hurairah. Bukhari, Muslim, Abu Dawud.
Other Scholarly Perspectives
"It's absolutely Haram," notes Shaykh Muhammad Nur Abdullah. He is the Imam of the Islamic Foundation of Greater St. Louis in Missouri.
"If someone is looking at someone committing Zina (sex outside of marriage) whether it is in movies or pictures or the actual thing, it's all Haram," he adds.
"Pornographic pictures and movies are haram (prohibited). Muslims should not watch, sell or make such movies. The Prophet, peace and blessings be upon him, is reported to have said: 'The eyes commit adultery, the tongue commits adultery, the hands commit adultery, the feet commit adultery and then the private parts confirm it or deny it." (Reported by Ahmad Ibn Hanbal)
"This means that watching pornographic movies, listening to such songs or singing them, using one's hands and feet for this purpose, all these are sins that are related to Zina and then the final act of Zina takes place through haram intercourse." Dr. Muzammil Siddiqi
Logging in and browsing pornographic sites is forbidden because a Muslim is always commanded to lower his/her gaze, let alone give a loose rein to his/her É eyes to look at the private parts of others.
May Allah keep us all safe spiritually and physically.

Rabu, 29 September 2010

60 Pintu Pahala Dan Pelebur Dosa


Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang....


Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan utusan yang paling mulia.
Risalah ini ditujukan kepada setiap muslim yang beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tujuan utama yang sangat penting bagi setiap muslim adalah ia keluar meninggalkan dunia fana ini dengan ampunan Allah dari segala dosa sehingga Allah tidak menghisabnya pada hari Kiamat, dan memasukkannya ke dalam syurga kenikmatan, hidup kekal di dalamnya, tidak keluar selama-lamanya.



Di dalam risalah yang sederhana ini kami sampaikan beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan membawa pahala yang besar, yang kesemuanya bersumber dari hadis-hadis yg sahih. Kita rmohon kepada Allah yang Maha Hidup, yang tiada Tuhan yang hak selain Dia, untuk menerima segala amalan kita. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.



1. TAUBAT
"Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, niscaya Allah akan mengampuninya" HR. Muslim. "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima taubat seorang hamba selama ruh belum sampai ketenggorokan".

2. KELUAR UNTUK MENUNTUT ILMU
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, nescaya Allah memudahkan baginya dengan (ilmu) itu jalan menuju syurga" HR. Muslim.

3. SENANTIASA MENGINGATI ALLAH
"Inginkah kalian aku tunjukkan kepada amalan-amalan yang terbaik, tersuci disisi Allah, tertinggi dalam tingkatan derajat, lebih utama daripada mendermakan emas dan perak, dan lebih baik daripada menghadapi musuh lalu kalian tebas batang lehernya, dan merekapun menebas batang leher kalian. Mereka berkata: "Tentu", lalu beliau bersabda: ( Zikir kepada Allah Ta`ala )" HR. At Turmidzi.

4. BERBUAT YANG MA`RUF DAN MENUNJUKKAN JALAN KEBAIKAN
"Setiap yang ma`ruf adalah shadaqah, dan orang yang menunjukkan jalan kepada kebaikan (akan mendapat pahala) seperti pelakunya" HR. Bukhari.

5. BERDA`WAH KEPADA ALLAH
"Barangsiapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun" HR. Muslim.

6. MENGAJAK YANG MA`RUF DAN MENCEGAH YANG MUNGKAR.
"Barangsiapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika ia tidak mampu (pula) maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman" HR. Muslim.

7. MEMBACA AL QUR`AN
"Bacalah Al Qur`an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa`at kepada pembacanya" HR. Muslim.

8. MEMPELAJARI AL QUR`AN DAN MENGAJARKANNYA
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya" HR. Bukhari.

9. MENYEBARKAN SALAM
"Kalian tidak akan masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah kalian beriman (sempurna) sehingga berkasih sayang. Maukah aku tunjukan suatu amalan yang jika kalian lakukan akan menumbuhkan kasih sayang di antara kalian? (yaitu) sebarkanlah salam" HR. Muslim.

10. MENCINTAI KERANA ALLAH
"Sesungguhnya Allah Ta`ala berfirman pada hari kiamat: ((Di manakah orang-orang yang mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku akan menaunginya dalam naungan-Ku, pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku))" HR. Muslim.

11. MELAWAT ORANG SAKIT
"Tiada seorang muslim pun membesuk orang muslim yang sedang sakit pada pagi hari kecuali ada 70.000 malaikat bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan apabila ia menjenguk pada sore harinya mereka akan shalawat kepadanya hingga pagi hari, dan akan diberikan kepadanya sebuah taman di surga" HR. Tirmidzi.

12. MEMBANTU MELUNASI HUTANG
"Barangsiapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka Allah akan meringankan bebannya di dunia dan di akhirat" HR. Muslim.

13. MENUTUP AIB ORANG LAIN
"Tidaklah seorang hamba menutup aib hamba yang lain di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat" HR. Muslim.

14. MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
"Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya"
HR. Bukhari dan HR. Muslim.

15. BERAKHLAK YANG BAIK
"Rasulullah SAW ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab: "Bertakwa kepada Allah dan berbudi pekerti yang baik" HR. Tirmidzi.

16. JUJUR
"Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran itu menunjukan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukan jalan menuju surga" HR. Bukhari.

17. MENAHAN MARAH
"Barangsiapa menahan marah padahal ia mampu menampakkannya maka kelak pada hari kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk dan menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai" HR. Tirmidzi.

18. MEMBACA DO`A PENUTUP MAJLIS
"Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis dan banyak terjadi di dalamnya kegaduhan lalu sebelum berdiri dari duduknya ia membaca do`a:
(Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa Tidak ada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertobat kepada-Mu) melainkan ia akan diampuni dari dosa-dosanya selama ia berada di majlis tersebut" HR. Tirmidzi.

19. SABAR
"Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa malapetaka, kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri yang menusuknya kecuali Allah akan melebur dengannya kesalahan-kesalahannya" HR. Bukhari.

20. BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
"Sangat celaka, sangat celaka, sangat celaka...! Kemudian ditanyakan: Siapa ya Rasulullah?, beliau bersabda: (Barangsiapa yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya di masa lanjut usia kemudian ia tidak bisa masuk surga)" HR. Muslim.

21. BERUSAHA MEMBANTU PARA JANDA DAN MISKIN
"Orang yang berusaha membantu para janda dan fakir miskin sama halnya dengan orang yang berjihad di jalan Allah" dan saya (perawi-pent) mengira beliau berkata: Dan seperti orang melakukan qiyamullail yang tidak pernah jenuh, dan seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka" HR. Bukhari.

22. MENANGGUNG BEBAN HIDUP ANAK YATIM
"Saya dan penanggung beban hidup anak yatim itu di surga seperti begini," seraya beliau menunjukan kedua jarinya: jari telunjuk dan jari tengah.HR. Bukhari.

23. WUDHU`
"Barangsiapa yang berwudhu`, kemudian ia memperbagus wudhu`nya maka keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya, hingga keluar dari ujung kukunya" HR. Muslim.

24. BERSYAHADAT SETELAH BERWUDHU`
Barangsiapa berwudhu` lalu memperbagus wudhu`nya kemudian ia mengucapkan:
(Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad hamba dan utusan-Nya,Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci)," maka dibukakan baginya pintu-pintu surga dan ia dapat memasukinya dari pintu mana saja yang ia kehendaki" HR. Muslim.

25. MENGUCAPKAN DO`A SETELAH AZAN
"Barangsiapa mengucapkan do`a ketika ia mendengar seruan azan:
Ya Allah pemilik panggilan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah (derajat paling tinggi di surga) dan kelebihan, dan bangkitkanlah ia dalam kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya maka ia berhak mendapatkan syafa`atku pada hari kiamat"HR. Bukhari.

26. MEMBANGUN MASJID
"Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan keridhaan Allah maka dibangunkan baginya yang serupa di surga" HR. Bukhari.

27. BERSIWAK
"Seandainya saya tidak mempersulit umatku niscaya saya perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap shalat" HR. Bukhari dan HR. Muslim.

28. BERANGKAT KE MASJID
"Barangsiapa berangkat ke masjid pada waktu pagi atau sore, niscaya Allah mempersiapkan baginya tempat persinggahan di surga setiap kali ia berangkat pada waktu pagi atau sore" HR. Bukhari dan HR. Muslim,.

29. SHALAT LIMA WAKTU
"Tiada seorang muslim kedatangan waktu shalat fardhu kemudian ia memperbagus wudhu`nya, kekhusyu`annya dan ruku`nya kecuali hal itu menjadi pelebur dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya selama ia tidak dilanggar suatu dosa besar. Dan yang demikian itu berlaku sepanjang masa" HR. Muslim.

30. SHALAT SUBUH DAN ASHAR
"Barangsiapa shalat pada dua waktu pagi dan sore (subuh dan ashar) maka ia masuk surga" HR. Bukhari.

31. SHALAT JUM`AT
"Barangsiapa berwudhu` lalu memperindahnya, kemudian ia menghadiri shalat Jum`at, mendengar dan menyimak (khutbah) maka diampuni dosanya yang terjadi antara Jum`at pada hari itu dengan Jum`at yang lain dan ditambah lagi tiga hari" HR. Muslim.

32. SAAT DIKABULKANNYA PERMOHONAN PADA HARI JUM`AT
"Pada hari ini terdapat suatu saat bilamana seorang hamba muslim bertepatan dengannya sedangkan ia berdiri shalat seraya bermohon kepada Allah sesuatu, tiada lain ia akan dikabulkan permohonannya"HR. Bukhari dan HR. Muslim.

33. MENGIRINGI SHALAT FARDHU DENGAN SHALAT SUNNAT RAWATIB

"Tiada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat sebagai shalat sunnat selain shalat fardhu, kecuali Allah membangunkan baginya rumah di surga" HR. Muslim.
34. SHALAT 2 (DUA) RAKAAT SETELAH MELAKUKAN DOSA

"Tiada seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia berwudhu` dengan sempurna kemudian berdiri melakukan shalat 2 rakaat, lalu memohon ampunan Allah, melainkan Allah mengampuninya" HR. Abu Daud.
35. SHALAT MALAM

"Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam"
HR. Muslim.

36. SHALAT DHUHA
"Setiap persendian dari salah seorang di antara kalian pada setiap paginya memiliki kewajiban sedekah, sedangkan setiap tasbih itu sedekah, setiap tahmid itu sedekah, setiap tahlil itu sedekah, setiap takbir itu sedekah, memerintahkan kepada yang makruf itu sedekah dan mencegah dari yang mungkar itu sedekah, tetapi semuanya itu dapat terpenuhi dengan melakukan shalat 2 rakaat dhuha" HR. Muslim.

37. SHALAWAT KEPADA NABI SAW
"Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah membalas shalawatnya itu sebanyak 10 kali" HR. Muslim.

38. PUASA
"Tiada seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah menjauhkannya karena puasa itu dari neraka selama 70 tahun" HR. Bukhari.

39. PUASA 3 (TIGA) HARI PADA SETIAP BULAN
"Puasa 3 (tiga) hari pada setiap bulan merupakan puasa sepanjang masa"
HR. Bukhari dan HR. Muslim.

40. PUASA 60 (ENAM) HARI PADA BULAN SYAWAL
"Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa 6 hari pada bulan Syawal maka hal itu seperti puasa sepanjang masa"
HR. Muslim.

41. PUASA `ARAFAT
"Puasa pada hari `Arafat (9 Dzulhijjah) dapat melebur (dosa-dosa) tahun yang lalu dan yang akan datang" HR. Muslim.

42. PUASA `ASYURA
"Dan dengan puasa hari `Asyura (10 Muharram) saya berharap kepada Allah dapat melebur dosa-dosa setahun sebelumnya" HR. Muslim.

43. MEMBERI HIDANGAN BERBUKA BAGI ORANG YANG BERPUASA
"Barangsiapa yang memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti pahala orang berpuasa itu, dengan tidak mengurangi pahalanya sedikitpun" HR. Tirmidzi.

44. SHALAT DI MALAM LAILATUL QADR
"Barangsiapa mendirikan shalat di (malam) Lailatul Qadr karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu"HR. Bukhari Juz. IV/No. 221 dan HR. Muslim.

45. SEDEKAH
"Sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api"
HR. Tirmidzi.

46. HAJI DAN UMRAH
"Dari umrah ke umrah berikutnya merupakan kaffarah (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga" HR. Muslim.

47. BERAMAL SHALIH PADA 10 HARI BULAN DZULHIJJAH
"Tiada hari-hari, beramal shalih pada saat itu lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini, yaitu 10 hari pada bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: "Dan tidak (pula) jihad di jalan Allah? Beliau bersabda: "Tidak (pula) jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan membawa sesuatu apapun" HR. Bukhari.

48. JIHAD DI JALAN ALLAH
"Bersiap siaga satu hari di jalan Allah adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya, dan tempat pecut salah seorang kalian di surga adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya" HR. Bukhari.

49. INFAQ DI JALAN ALLAH
"Barangsiapa membantu persiapan orang yang berperang maka ia (termasuk) ikut berperang, dan barangsiapa membantu mengurusi keluarga orang yang berperang, maka iapun (juga) termasuk ikut berperang" HR. Bukhari dan HR. Muslim.

50. MENYEMBAYANGKANI MAYAT DAN MENGIRINGI JENAZAH
"Barangsiapa ikut menyaksikan jenazah sampai dishalatkan maka ia memperoleh pahala satu qirat, dan barangsiapa yang menyaksikannya sampai dikubur maka baginya pahala dua qirat. Lalu dikatakan: "Apakah dua qirat itu?", beliau menjawab: (Seperti dua gunung besar)" HR. Bukhari.

51. MENJAGA LIDAH DAN KEMALUAN
"Siapa yang menjamin bagiku "sesuatu" antara dua dagunya dan dua selangkangannya, maka aku jamin baginya surga" HR. Bukhari dan HR. Muslim.

52. KEUTAMAAN MENGUCAPKAN LAA ILAHA ILLALLAH DAN SUBHANALLAH WA BI HAMDIH
"Barangsiapa mengucapkan: (LAA ILAHA ILLALLAH) sehari seratus kali, maka baginya seperti memerdekakan 10 budak, dan dicatat baginya 100 kebaikan,dan dihapus darinya 100 kesalahan, serta doanya ini menjadi perisai baginya dari syaithan pada hari itu sampai sore. Dan tak seorangpun yang mampu menyamai hal itu, kecuali seseorang yang melakukannya lebih banyak darinya". Dan beliau bersabda: "Barangsiapa mengucapkan: (SUBHANALLAH WA BI HAMDIH) satu hari 100 kali, maka dihapuskan dosa-dosanya sekalipun seperti buih di lautan" HR. Bukhari dan HR. Muslim.

53. MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN
"Saya telah melihat seseorang bergelimang di dalam kenikmatan surga dikarenakan ia memotong pohon dari tengah-tengah jalan yang mengganggu orang-orang" HR. Muslim.

54. MENDIDIK DAN MENGASIHI ANAK PEREMPUAN
"Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, di mana ia melindungi, menyayangi, dan menanggung beban kehidupannya maka ia pasti akan mendapatkan surga" HR. Ahmad dengan sanad yang baik.

55. BERBUAT BAIK KEPADA HAIWAN
"Ada seseorang melihat seekor anjing yang menjilat-jilat debu karena kehausan maka orang itu mengambil sepatunya dan memenuhinya dengan air kemudian meminumkannya pada anjing tersebut, maka Allah berterimakasih kepadanya dan memasukkannya ke dalam syurga" HR. Bukhari.

57. MENINGGALKAN PERDEBATAN
"Aku adalah pemimpin rumah di tengah syurga bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan padahal ia dapat memenangkannya"HR. Abu Daud.

58. MENGUNJUNGI SAUDARA-SAUDARA SEIMAN
(Mahukah aku beritahukan kepada kalian tentang para penghuni surga? Mereka berkata: "Tentu wahai Rasulullah", maka beliau bersabda: "Nabi itu di syurga, orang yang jujur di surga, dan orang yang mengunjungi saudaranya yang sangat jauh dan dia tidak mengunjunginya kecuali karena Allah maka ia di surga") Hadits hasan, riwayat At-Thabrani.

59. KETAATAN SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMINYA
"Apabila seorang perempuan menjaga shalatnya yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menjaga kemaluannya serta mentaati suaminya maka ia akan masuk syurga melalui pintu mana saja yang ia kehendaki" HR. Ibnu Hibban, hadits shahih.

60. TIDAK MEMINTA-MINTA KEPADA ORANG LAIN
"Barangsiapa yang menjamin dirinya kepadaku untuk tidak meminta-minta apapun kepada manusia maka aku akan jamin ia masuk syurga" Hadits shahih, riwayat Ahlus Sunan.

Wajah-wajah Syuhadak Gaz




Nyawa kurniaan Allah hanya satu, bukan dua atau lebih. Kematian yang paling baik ialah Syahid di Jalan Allah. Kerja yang paling baik ialah bekerja dan berjihad di Jalan Dakwah. Kepuasan dan kejayaan hakiki seseorang ialah apabila dia berjaya bekerja dan mati sebaiknya. Sesiapa yang menyangka bahawa perjuangan menegakkan dan memantapkan Daulah bagi Islam melalui jalan selain yang ditunjukkan Rasulullah saw dalam Seerah dan Hadisnya, selain cara yang disebut Allah dalam KitabNya maka samada dia tidak akan berjaya mencapainya atau dia berjaya menduduki singgahsana bukan di atas erti Daulah yang dimaksudkan. Dalam kedua-dua hal, dia tersasar.
Hakikatnya, Jihad adalah satu amal yang difardhukan Allah dan RasulNya hingga ke Hari Kiamat. FirmanNya bermaksud, “Diwajibkan kamu berperang, sedang kamu tidak menyukainya. Mungkin kamu tidak suka sesuatu sedang ia baik untuk kamu. Mungkin kamu suka sesuatu sedang ia buruk untuk kamu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Al-Quran). Jihad inilah yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya bermaksud, “Sesiapa yang mati, sedang dia tidak pernah berperang atau dia tidak pernah berniat untuk berperang, dia mati dengan kematian jahiliyah” (Hadis Sahih).
senyum6
Tidakkah cukup peperangan demi peperangan yang dipimpin sendiri oleh Rasulullah saw dan para Sahabat ra dihayat Baginda saw menggambarkan perihal kepentingan Jihad dan kemuliaan Syahid? Tidakkah cukup sejarah manusia yang dipenuhi peperangan dan kezaliman menuntut umat Islam bersedia dengan kekuatan apa sahaja yang mereka sanggupi demi kedaulatan Agama yang benar lagi tercinta ini? Tidakkah cukup penjajahan Timur dan Barat ke atas Kashmir, Palestin, Gaza dll membuka mata dan memberi pengajaran?

Allah mewajibkan Jihad ke atas tiap muslim, tiada alasan untuk mengelak darinya. Allah swt menjanjikan ganjaran yang sangat besar kepada para Mujahideen dan Syuhadak, tidak akan memperolehi ganjaran tersebut selain mereka. Tidak akan mencapai derajat mereka selain orang-orang yang melalui jalan mereka. Allah swt menjadikan darah-darah mereka yang suci sebagai deposit pembayaran harga kemenangan Islam di dunia dan kejayaan abadi di Akhirat. Allah swt mengancam keras mereka yang tidak keluar berjihad, lepak, pengecut, menjanjikan mereka kehinaan di dunia dan azab di Akhirat yang tidak dapat ditebus walau dengan emas segunung Uhud dan menjadikan lari dari medan (al-firar) pertempuran termasuk 7 dosa besar yang membinasakan.
senyum7
Dari beberapa hadis dibawah, lihatlah betapa hebat penerangan mengenainya, kuatnya ruh yang dibangkitkannya untuk mereka yang benar dan jujur dalam hidup yang sementara ini.
Dari Abi Hurairah ra mendengar Nabi saw bersabda maksudnya, “Demi Tuhan yang nyawaku ditanganNya, kalaulah tidak ada mereka yang sedih kerana tak dapat bersamaku dalam Jihad, aku tak dapat memberi kelengkapan perang kepada mereka, nescaya aku tidak akan ketinggalan menganggotai sariya (kumpulan perang) berperang di jalan Allah. Demi Tuhan yang nyawaku ditanganNya, aku sungguh ingin dibunuh dijalan Allah, kemudian aku dihidupkan, kemudian aku dibunuh, kemudian aku dihidupkan, kemudian aku dibunuh, kemudian dihidupkan, kemudian dibunuh” (Hadis Sahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Maksud hadis diatas, adakalanya Nabi saw tidak keluar berperang, bukan kerana takut, tetapi kerana menra’ikan sebahagian Sahabat ra yang tinggal di Madinah, tak dapat sertai perang tersebut kerana terlalu miskin, tiada kelengkapan dan ada ketahap Daulah sendiri telah kehabisan kelengkapan untuk mereka keluar berjihad. Hakikatnya Nabi saw dan para Sahabat tersebut sangat ingin berjihad dan mendapat syahid.
senyum2
Dari Ummu Harithah binti Suraqah ra, dia mendatangi Rasulullah saw untuk bertanya tentang anaknya yang syahid di Badar akibat panah sesat, jika Haritah di Syurga, dia akan bersabar. Jika sebaliknya, dia akan bersungguh menangis. Jawab Rasulullah saw bermaksud, “Wahai Ummu Harithah, sesungguhnya balasan baginya ialah taman-taman di Syurga. Sesungguhnya anakmu mendapat Firdaus yang tertinggi”(Hadis riwayat Al-Bukhari).
Dari Abdullah bin Abi Awfa ra bahawa Rasulullah saw bersabda bermaksud,“Ketahuilah kamu bahawa Syurga itu dibawah naungan pedang-pedang” (Hadis riwayat Abu Daud).
Sabda Baginda saw bermaksud, “Seorang yang berjihad di Jalan Allah seperti seorang yang berpuasa, bersolat yang khusyuk dengan bacaan Al-Quran dalam solatnya, tidak putus puasa dan solatnya sehingga orang yang berjihad tadi pulang dari jihadnya” (Hadis riwayat Abu Daud).
Ummu Khallad bertanya Rasulullah saw tentang anaknya yang syahid di Jalan Allah. Sabda Baginda saw bermaksud, “Bagi anakmu pahala 2 orang syahid .. kerana dia dibunuh oleh Ahlul Kitab” (Hadis riwayat Abu Daud).
Seorang sahabat lalu di satu lembah permai lagi dibelahi mataair yang sedap airnya. Dia berkata, “Apa kata aku mengasingkan diri dari manusia dan aku tinggal di lembah ini”. Berita ini sampai kepada Rasulullah saw lalu bersabda bermaksud,“Jangan buat seperti itu. Sesungguhnya berada kamu di Jihad di Jalan Allah lebih afdhal dari solat di rumahnya selama 70 tahun. Tidakkah kamu suka Allah mengampunkan dosa-dosa kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga? (Oleh itu) berperanglah kamu di Jalan Allah. Sesiapa yang berperang dijalan Allah di atas untanya, wajib dia mendapat Syurga” (Hadis riwayat At-Tirmizi).
senyum8
Dari Al-Miqdam bin Ma’ad Yakram berkata, sabda Rasulullah saw bermaksud, “Bagi seorang syahid di sisi Allah mendapat 6 kelebihan, (i) diampun dosa-dosanya sebaik ditikam, (ii) diperlihatkan tempatnya di Syurga, (iii) diselamatkan dari azab kubur, (iv) diamankan dari Goncangan Besar, (v) dipakaikan tengkolok dari permata yang lebih hebat dari seisi dunia dengan dikahwinkan dengan 72 isteri dari Hurul Ain (bidadari Syurga), (vi) disyafaatkan 70 orang dari kaum kerabatnya”(Hadis riwayat At-Tirmizi dan Ibnu Majah).
“Sesungguhnya umat yang tahu cara mati yang terbaik, yang tahu bagaimana untuk mati dengan kematian yang mulia, akan dikurniakan Allah kehidupan yang agung di dunia dan nikmat yang kekal di Akhirat. Tidaklah mendung yang meliputi kita hari ini melainkan kerana cinta dunia dan takutkan mati. Persiapkanlah diri kamu untuk suatu tugas yang besar. Bersungguh melengkapkan diri untuk mati, nescaya Allah mengurniakan kamu kehidupan. Ketahuilah bahawa mati itu pasti. Ia pula hanya sekali. Jika kamu jadikan mati itu di Jalan Allah, maka untukmu keuntungan di dunia dan pahala di Akhirat. Tidak akan menimpa kamu melainkan apa yang telah ditentukan Allah ke atas kamu” … “Bekerjalah untuk kematian yang mulia, nescaya kamu akan berjaya dengan kebahgiaan sepenuhnya. Moga Allah mengurniakan kepada kami dan kamu kemuliaan mati Syahid di JalanNya”. (Hasan Al-Banna)
Anda mungkin juga meminati:

Cantiknya Bidadari ..


Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadits yang menceritakan tentang para bidadari syurga..




Harumnya Bidadari

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita syurga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecantikan Fizikal

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yg pertama masuk syurga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkilauan di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam syurga nanti tidak ada yg bujang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ

“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)

Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yg sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.

Al-Hasan berpendapat bahawa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

Sopan dan Pemalu

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di Al-Qur’an, yaitu:

“Di dalam syurga, terdapat bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)

“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48)

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”

Seluruh ahli tafsir sepakat bahawa pandangan para bidadari syurgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.

Putihnya Bidadari

Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)

al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahawa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari syurga itu sebening yaqut dan seputih marjan.

Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)

Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.

Baiklah…ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di syurga. Kerana bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan boleh membayangkan sesuai rupa asli bidadari, kerana sesuatu yg berada di syurga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh fikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,

“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,

“Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Kerana apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Kerana shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath Thabrani)

Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita penghuni surga..

Nah, ape lagi..? apakah kita mahu berusaha menjadi salah satu dari wanita penghuni syurga?

Keistimewaan wanita yang Allah kurniakan rahim




Beruntungnya seorang wanita yang ada rahim ini ialah dia bekerja dengan Tuhan... jadi 'kilang ' manusia. Tiap-tiap bulan dia diberi cuti bergaji penuh... 7 sehingga 15 hari  sebulan dia tak wajib sembahyang tetapi Allah anggap di waktu itu sembahyang terbaik darinya.

Cuti bersalin juga sehingga 60 hari. Cuti ini bukan cuti suka hati tapi cuti yang Allah beri sebab dia bekerja dengan Allah. Orang lelaki tak ada cuti dari sembahyang... sembahyang wajib baginya dari baligh sehingga habis nyawanya.

Satu lagi berita gembira untuk wanita, sepanjang dia  mengandung Allah sentiasa mengampunkan dosanya, lahir saja bayi seluruh dosanya habis. Inilah nikmat Tuhan beri kepada wanita, jadi kenapa perlu takut nak beranak?

Marilah kita pegang kepada tali Allah.

Seandainya wanita itu mati sewaktu bersalin, itu dianggap mati syahid Allah izinkan terus masuk Syurga. Untuk orang kafir dia tak dapat masuk Syurga tapi Allah beri kelonggaran seksa kubur.

Untuk peringatan semua wanita yang bersuami seluruh kebaikan suaminya, semuanya isteri dapat pahala tetapi dosa-dosa suami dia tak tanggung.  Di akhirat nanti seorang wanita solehah akan terperanjat dengan pahala ekstra yang banyak dia terima di atas segala kebaikan suaminya yang tak disedari. Bila dia lihat suaminya tengah terhegeh-hegeh di titian Sirat dia tak nak masuk syurga tanpa suaminya, jadi dia pun memberi pahalanya kepada suami untuk lepas masuk syurga.


Di dunia lagi, kalau suami dalam kesusahan isteri boleh bantu tambah lagi di akhirat. Kalau seorang isteri asyik merungut, mulut selalu muncung terhadap suami dia tak akan dapat pahala ekstra ini.

Manakala suami pula mempunyai tugas-tugas berat di dalam dan di luar rumah, segala dosa-dosa anak isteri yang tak dididik dia akan tanggung ditambah lagi  dengan dosa-dosa yang lain.

Dinasihatkan kepada semua wanita supaya faham akan syariat Allah agar tidak derhaka dengan-Nya.

~ Indahnya Menjadi Wanita ~


1.Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.

2. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 lelaki soleh.

3. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk daripada 1,000 lelaki yang jahat.

4. 2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

5. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya daripada badannya (susu badan) akan dapat satu pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.




6. Wanita yang melayan dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.

7. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak selesa kerana menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.

8. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.

9. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumahtangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 maalaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.

10. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

11. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.

12. Wanita yang menguli tepung gandum dengan bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.

13. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.

14. Wanita yang menjaga solat, puasa dan taat pada suami, Allah akan mengizinkannya untuk memasuki syurga dari mana-mana pintu yang dia suka.

15. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.

16.Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.

16. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.

17. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.

18. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

19. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempoh (2 1/2 tahun), maka maalaikat-maalaikat di langit akan khabarkan berita bahawa syurga wajib baginya.

20. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

21. Jika wanita memicit suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala tola perak.

22. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.

23. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.

24. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.