Agama beserta aturan yang ada di dalamnya, baik yang berbentuk
larangan maupun perintah, itu seperti rambu-rambu lalu lintas di jalan.
Di mana jika lalu lintas tersebut tidak ada, atau ada tapi tidak
dipatuhi oleh pengguna jalan, maka sangat dimungkinkan akan terjadi
kecelakaan di mana-mana, begitu juga dengan syariat Islam. (KH. Idris
Hamid)
Shalat tidak hanya menjadi amalan utama yg pertama kali
dihisab di hari akhir nanti, tetapi shalat juga memiliki gerakan-gerakan
paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut
medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit.
Shalat
akan menjadikan manusia bersikap tawadhu', rendah hati, tidak sombong
dan tidak angkuh. Anggota tubuh kita yang paling terhormat adalah
kepala, akan tetapi di hadapan Allah pada waktu shalat menjadi sama
rendahnya dengan telapak kaki. Karenanya, orang yang tawadhu' sadar akan
kedudukan (maqam) nya di hadapan Allah.
Prolog
Al ‘aql al saliim fi al jism al saliim, akal yang sehat
terdapat pada akal yang sehat. Inilah slogan yang sering kita dengar
dalam dunia olahraga jasmani. Betapa sehat sangat mahal harganya bagi
setiap insan. Oleh karenanya, setiap orang yang berakal sehat pasti
selalu berusaha untuk menjaga kesehatannya dengan segala bentuk dan
cara.
Demi menjaga kesehatan ruhani dan jasmani, Islam telah
memberikan a way of life (Alqur’an) yang sangat universal manfaat dan
gunanya bagi umat manusia. Mulai dari bagaimana cara berinteraksi dengan
sesama, dengan Tuhannya, dengan tumbuh-tumbuhan, dengan binatang dan
dengan lingkungan hidup di sekitarnya, semua lini dalam interaksi
manusia dengan lainnya telah diatur oleh Islam dalam a way of life
tadi..
Demikian itu tercover dalam bentuk larangan-larangan untuk
melakukan atau mengonsumsi sesuatu yang bisa membahayakan kesehatan
ruhani maupun kesehatan jasmani dan berupa perintah-perintah yang sangat
urgen manfaat dan gunanya bagi kelangsungan hidup umat manusia.
“Agama
beserta aturan yang ada di dalamnya, baik yang berbentuk larangan
maupun perintah, itu seperti rambu-rambu lalu lintas di jalan. Di mana
jika lalu lintas tersebut tidak ada, atau ada tapi tidak dipatuhi oleh
pengguna jalan, maka sangat dimungkinkan akan terjadi kecelakaan di
mana-mana, begitu juga dengan syariat Islam”. Suatu penganalogian yang
cukup bagus yang penuulis dengar dari KH. Idris Hamid, pemangku pondok
pesantren Salafiyah Pasuruan.
Islam melarang umatnya mengonsumsi
minuman keras atau SEPHIA (sabu-sabu, extasi, putau, heroin, inex dan
alcohol), mengonsumsi binatang-binatang yg diharamkan (seperti anjing,
babi dll), dan mengonsumsi makanan yang dilarang (seperti darah dll),
semuanya demi menjaga kesehatan akal dan kehatan organ tubuh lainnya.
Islam
melarang umat untuk mencuri, korupsi, menyuap, menerima suap, menjadi
perantara suap, memakan riba, merampok, mengurangi timbangan, menipu,
mencaci, berdusta, berburuk sangka menggunjing orang lain dsb, semuanya
dilarang demi menjaga kesehatan ruhani dan juga jasmani serta
kemaslahatan orang lain. Karena perbuatan-perbuatan tersebut bisa
merugikan orang lain dan bisa jadi orang yang didhalimi akan mendoakan
celaka bagi pelakunya, maka kesehatan dan keselamatan jasmani boleh jadi
akan terancam celaka dengan terkabulnya doa tadi. Pada ahirnya juga
merembet akan mengusik kesehatan ruhaninya. Oleh karenanya, Islam
melarang perbuatan-perbuatan tersebut.
Merupakan hal yang bisa
dimaklumi bahwa setiap orang yang berbuat sesuatu dengan cara merugikan
orang lain bisa dikatakan kesehatan ruhaninya bermasalah. “sesungguhnya
dalam jasd (manusia) ada sebongkah daging. Jika ia sehat (bagus), maka
akan menjadi sehat seluruh (organ) jasadnya. Jika sakit (rusak), maka
akan sakit juga seluruh (organ) jasadnya. Ketahuilah, ia adalah hati”.
Sebaliknya,
apa yang telah diperintahkan oleh syariat Islam, pasti semuanya demi
menjaga kesehatan dan keselamatan ruhani dan jasmani umatnya. Islam
memerintahkan bayar zakat, menunaikan shalat, menjalankan ibadah puasa,
baik yang wajib maupun yang sunnah, menunaikan ibadah haji, bersedekah,
berkata baik, jujur dalam segala hal dan keadaan dst, semuanya demi
menjaga kesehatan dan keselamtan jasmani dan ruhani umatnya.
Sebagaimana
diketahui bahwa tujuan disyariatkan syariat Islam adalah semata-mata
untuk menjaga kemaslahatan lima hal, yaitu menjaga kemaslahatan akal,
jiwa, agama, keturunan / nasab dan harta. Di mana hal tersebut kita
kenal dengan istilah HAM (Hak Asasi Manusia).
Jika semua larangan
dianalisa dengan cermat dan teliti secara medis atau secara ilmiah, maka
di sana akan terbukti bahwa apa-apa yang dilarang oleh syariat Islam
terdapat unsur-unsur yang membahayakan di dalamnya bagi kesehatan ruhani
dan jasmani manusia, seperti penyakit yang baru-baru ini menghebohkan
dunia yang ditimbulkan dari babi (flu babi). Jauh sebelumnya Islam telah
melarang umatnya mengonsumsi binatang ini dan sekarang terbukti
kemaslahatnnya, kenapa babi diharamkan.
Demikian juga, jika semua
yang diperintahkan syariat islam untuk supaya dipatuhi dan dikerjakan
oleh umatnya, dianalisa secara medis atau secara ilmiah dengan cermat,
niscaya akan ditemukan adanya banyak maslahah di balik semua
perintah-perintah tadi. Sebagai contoh dari tersebut di atas, di sini
penulis akan mencoba mengungkap sekilas rahasia dalam gerakan shalat
yang ternyata sangat besar kontribusinya dalam menjaga kesehatan ruhani
dan jasmani mushalli (pelaku shalat).
1. Syarat-Syarat Shalat
Syarat
adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau dipenuhi seseorang sebelum
melakukan shalat.. Antara lain: 1. Islam. 2. Berakal. 3. Tamyiz (bisa
membedakan antara dua benda atau dua hal). 4. Baligh (tanda baligh bagi
perempuan setelah keluar darah haid, atau mimpi keluar mani atau sudah
berusia 15 tahun. Tanda baligh bagi laki-laki, mimpi keluar mania tau
sampai usia 15 tahun). 5. Suci dari hadats (kecil dan besar). 6. Suci
dari najis (badan, pakaian dan tempat shalatnya). 7. Masuknya waktu
shalat. 8. Menutup aurat (aurat laki2, antara pusar dan lutut. Aurat
perempuan, semua anggota tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan).
2. Rukun-Rukun Shalat
Rukun
adalah sesuatu yang harus dilakukan seseorang di dalam mengerjakan
shalat. Jika salah satunya sengaja ditinggalkan, bisa menbabkan batalnya
shalat. Namun, jika rukun tadi tidak dikerjakan karena lupa, bisa
diganti dengan sujud sahwi sesuai dengan aturan yang ada.
Rukun-rukun tersebut antara lain:
1. Niat (tempatnya di hati dan dihukumi sunnat melafadhkannya dengan lisan). 2. Berdiri bagi yang mampu. 3. Menghadap qiblat. 4. Takiratul ihram. 5. Membaca surat Alfatihah. 6. Ruku’. 7. I’tidal (berdiri tegak kembali dari ruku’). 8. Sujud dua kali. 9. Duduk di antara dua sujud. 10. Membaca tasyahhud ahir. 11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw dalam tasyahhud ahir. 12. Duduk untuk tasyahhud ahir. 13. Thuma’ninah (mengerjakan dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa) dalam setiap rukun. 14. Membaca salam. 15. Tertib dalam setiap rukun.
3. Wudhu’ dalam Pandangan Medis
Wudhu’
merupakan salah satu syarat yang harus dikerjakan sebelum melakukan
shalat. Ia salah satu sarana bersuci untuk menghiangkan hadast kecil,
seperti kentut, bersentuhan kulit laki-laki dan kulit perempuan yang
bukan mahramnya, tidur dst. Sebelum masuk pada bahasan gerakan shalat
yang dipandang dari sisi medis, alangkah baiknya membahas terlebih
dahulu masalah wudhu’, walaaupun hanya sekilas.
Di samping wudhu’
merupakan pekerjaan ibadah, ia juga mengandung nilai kesehatan yang
cukup tinggi. Wudhu’ yang disyaratkan niat saat membasuh muka, kemudian
membasuh kedua tangan sampai siku-siku, dilanjutkan dengan mengusap
sebagian dari kepala yang diakhiri dengan membasuh kedua kaki sampai
pada batas mata kaki, mampu memberikan penangkal diri dari berbagai
macam penyakit.
Saat berwudhu’, begitu air dingin membasuh anggota
wudlu, secara otomatis pembuluh darah bereaksi untuk bekerja lebih
cepat dan gesit mengalirkan darah ke seluruh tubuh sebagai reaksi alami
menormalisasi suhu tubuh, yang diakibatkan dari bertemunya suhu panas
dalam tubuh dengan dinginnya guyuran air wudlu. Saat itu juga darah
mengalir ke daerah seputar wajah, kedua tangan dan telapak kaki dengan
sangat lancar.
Ketika aliran darah mengalir ke seluruh tubuh,
termasuk pada bagian kulit, maka kelenjar peluh langsung bekerja
menyedot darah-darah kotor dan membuangnya keluar tubuh melalui
bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar kulit. Begitu darah kotor itu
keluar, walau tidak kasat mata, maka langsung disapu air wudlu
berikutnya.
Inilah mungkin rahasianya kenapa kita disunahkan
membasuh tiga kali pada setiap anggota wudlu. Dampaknya kulit sekitar
wajah dan lainnya nampak cantik dan putih berseri sehingga penuaan dini
bisa terhindarkan.
Biasanya, proses penyaringan dan pembuangan
darah-darah kotor dilakukan oleh ginjal, kemudian dibuang bersamaan
dengan air seni. Namun ketika seseorang melakukan wudlu, darah-darah
kotor itu tertarik dan terkonsentrasi pada sekitar anggota-anggota wudlu
yang sudah dibasuh dan kemudian disapu bersih oleh air wudlu berikutnya
(basuhan kedua dan ketiga). Artinya, berwudlu ternyata mengurangi
sedikit beban berat kerja ginjal dan dampaknya bisa meminimalisir
kemungkinan terkena risiko sakit ginjal.
Salah satu tugas jantung
yang paling berat adalah memompa darah supaya mengalir menuju wajah,
telapak tangan, dan kaki. Kenapa? Karena posisi ketiga anggota tubuh
tersebut jauh dari posisi jantung yang berada di rongga dada.
Begitu
tersentuh air wudlu yang dingin, maka jantung langsung bereaksi dan
kemudian memompa darah dengan kuat menuju tiga anggota badan yang
berjauhan itu. Dengan demikian wudlu tak hanya semata kewajiban agama,
tapi juga membantu meringankan beban berat kerja jantung. Akhirnya
risiko terkena serangan jantung pun relatif bisa terhindarkan.
Wudlu
dengan air dingin, juga membantu merangsang dan mengefektifkan sistem
kerja syaraf. Rangsangan tadi, akan berdampak positif pada kinerja
syaraf pusat yang berada di otak. Tak heran makanya kalau setelah wudlu
kita selalu merasakan suasana segar, yang tak dirasakan sebelum wudlu.
Dengan
demikian faedah lain dari wudlu adalah sanggup mengurangi ketegangan
jiwa, stress, mengurangi rasa sedih, rasa khawatir dan rasa marah.
Faedah inilah mungkin yang menjelaskan kenapa Rasulullah Saw, selalu
menganjurkan kita untuk segera berwudlu ketika kita sedang emosi,
terutama lagi pada hakim yang sedang dalam proses mengadili sebuah
perkara.
4. Gerakan Shalat dalam Tinjauan Medis
Shalat
tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi
gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis
pnyakit. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk
metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat
pun mempunyai manfaat masing-masing.
1. Takbiratul Ihram
Adalah
gerakan pertama mushalli setelah berdiri tegak menghadap kiblat, dengan
mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, seraya melafadhkan “Allahu
Akbar”. Kemudian melipatkan kedua tangannya di antara perut dan dada,
dengan meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya..
Gerakan
tersebut -menurut analisa medis- bermanfaat untuk melancarkan aliran
darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di
bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Saat
mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah yang
kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan
perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai
gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Di samping itu, gerakan mengangkat kedua tangan tersebut juga mengendung beberapa makna, antara lain:
1. Sebagai symbol pengagungan seseorang terhadap lainnya (dalam hal ini
tentu yg dimaksud adalah pengagungan pada Allah, yg disertai dengan
pernyataannya dalam ucapan “Allahu Akbar”). Di mana dalam shalat sehari
semalam yang berjumlah 17 rakaat, terdapat 94 kali bacaan takbir. 2. Sebagai symbol penyerahan diri dan patuh kepada atasan. 3. Sebagai isyarat akan keagungan perbuatan yang dikerjakan.
4. Sebagai symbol bahwa mushalli melemparkan semua urusan duniawinya
secara total dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt dengan
penuh kekhusyu’an dan keikhlasan. 5. Sebagai tanda masuk dalam shalat.
2. Ruku’
Adalah
gerakan mushalli setelah sempurna membaca Alfatihah (dan atau setelah
membaca surat) dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga, kemudian
melipatkan badannya ke depan dengan mengucapkan “Allahu akbar”, sampai
punggungnya datar seperti meja dan meletakkan kedua tangan di atas kedua
lutut. Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga
bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah.
Setelah sempurna posisi ruku’, dianjurkan membaca tasbih tiga kali
“subha-na rabbiyal ‘adhi-mi wa bihamdih”
Posisi kepala yang lurus
dengan tulang belakang ini, bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi
dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh
dan pusat saraf.
Posisi jantung yang sejajar dengan otak, bias
memaksimalkan aliran darah pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga
ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih, sehingga
gangguan prostate dapat dicegah.
3. I’tidal
Adalah
gerakan mushalli bangun dari ruku’, dengan tubuh kembali tegak setelah
mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil mengucapkan “sami’allahu
liman hamidah, rabbanaa wa lakal hamdu / rabbanaa lakal hamdu mil-us
sama-wa-ti wa mil-ul ardhi wa mil-u maa syikta min syai-in ba’du ”.
I’tidal
merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan
ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan.
Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu akan
memberi efek melancarkan pencernaan.
4. Sujud
Adalah
gerakan mushalli setelah I’tidal dengan menungging sambil meletakkan
kedua tangan, kedua lutut, ujung-ujung kedua kaki dan dahi pada lantai
disertai melafalkan “Allahu Akbar”, dan setelah posisi sujudnya
sempurna, bertasbih tiga kali “subha-na rabbiyal a’laa wa bihamdih” .
Posisi sujud ini berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan
ketiak.
Posisi jantung di atas otak seperti ini menyebabkan darah
yang kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh
pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan
dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya
di otak. Itu sebabnya, syariat menganjurkan untuk berlama-lama ketika
sujud dengan memperbanyak bacaan doa di dalamnya, karena paling dekatnya
posisi seorang hamba denga Allah adalah saat ia bersujud kepadaNya.
Posisi
seperti itu bisa menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus
bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi
kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan dalam sujud
tergolong unik. Sujud sendiri memiliki falsafah, yakni manusia
menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya
sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai
kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof.
Soleh, gerakan seperti ini mampu mengantarkan manusia pada derajat
setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara
rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan
oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan
pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata
lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan
kecerdasan seseorang dan menjaga terjadinya pendarahan otak.
Setiap
inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara
normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan
ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan
darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan
memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang
telah diwajibkan dalam Islam.
5. Duduk di antara Sujud
Adalah
gerakan mushalli setelah sujud dengan posisi duduk iftirasy sambil
mebaca “Allahu akbar”. Di mana posisi tubuh bertumpu pada pangkal paha
(duduk iftitasy) yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Setelah
duduknya sempurna, dianjurkan membaca doa “rabbi ighfirlii warhamnii
wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’a-fini wa’fu ‘anni”.
Posisi
duduk seperti ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang
sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Posisi duduk seperti
ini juga dikerjakan saat mushalli membaca tasyahhud awal “attahiyya-tul
muba-raka-tush shalawa-tuth thoyyiba-tu lillah, assala-mu ‘alaika
ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabaraka-tuh, assala-mu ‘alainaa wa
‘alaa ‘iba-dillahish sho-lihi-n, asyhadu an laa ila-ha illallah, wa
asyhadu anna muhammadar rasu-lullah ….”
Adapun duduk tawarruk,
duduk seperti di atas, namun kaki sebelah kiri dimasukkan ke bawah kaki
kanan dengan pantat langsung menempel lantai, yang dikerjakan saat
mushalli membaca tasyahhud / tahiyyat ahir “attahiyya-tul muba-raka-tush
shalawa-tuth thoyyiba-tu lillah, assala-mu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa
rahmatullahi wabaraka-tuh, assala-mu ‘alainaa wa ‘alaa ‘iba-dillahish
sho-lihi-n, asyhadu an laa ila-ha illallah, wa asyhadu anna muhammadar
rasu-lullah, allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa a-li muhammad,
kamaa shollaita ‘alaa ibra-hi-ma wa ‘alaa a-li ibra-him, wa ba-rik ‘alaa
Muhammad wa ‘alaa a-li Muhammad, kamaa ba-rakta ‘alaa ibra-him wa ‘alaa
a-li ibra-him fil ‘a-lami-na innaka hami-dun majiid”.
Posisi
duduk seperti ini sangat baik bagi pria, sebab tumit menekan aliran
kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu
mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan
tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian
relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga
kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
6. Salam
Gerakan
mushalli di ahir shalat dengan memutar kepala ke kanan dan ke kiri
secara maksimal (sekiranya pipi kanan mushalli terlihat oleh orang di
belakangnya saat salam pertama dan pipi kirinya terlihat oleh orang di
belakangnya saat salam kedua) sambil mengucapkan “assala-mu ‘alikum
warahmatullah …”. Gerakan seperti ini bermanfaat untuk untuk
merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran
darah di kepala sehingga bias mencegah sakit kepala serta menjaga
kekencangan kulit wajah (resep awet muda).
Epilog
Riset di
atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat.
Bahkan, ada seorang dokter berkebangsaan Amerika, menyatakan diri masuk
Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai
gerakan sujud. Riset tersebut juga diakui ulama Timur Tengah di bidang
kajian kemukjizatan ilmiah Alqur’an dan kajian ilmiah di bidang hadis.
Di
samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga
ataupun peregangan (stretching). Intinya, semua gerakan dalam shalat
berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah.
Banyak
dari kalangan ilmuan di bidang medis yang merekomendasikan agar
gerakan-gerakan dalam shalat dijadikan gerakan rutin dalam olah raga
keseharian setiap orang. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya
adalah kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari
kaki dan tangan.
Dalam gerakan sujud terdapat gerakan yg melatih
kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh
bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah
kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan
wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga
memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam
posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah
otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus)
berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui
kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk
mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses
persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik
dan kemampuan mengejan yang mencukupi.
Bila otot perut telah
berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini
justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat
mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya
kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan
duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal)
dan tawaruk (tahiyat akhir) sebagaimana tersebut di ataas. Hal
terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum.
Pada
dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika
tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika
dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera
tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh
senantiasa bugar.
Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam
desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap
Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu
Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Dr. M. Soleh berhasil
meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca
sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Di
sana dijelaskan bahwa shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar
shalat tambahan (sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan
ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker.
Secara medis, shalat
tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya
pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta
motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan
individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.
Selama ini,
ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun,
sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi
kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat
dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan
parameter kondisi tubuh.
Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada
pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari
atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345
nmol/liter.
“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat
diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan.
Demikian juga sebaliknya”, tutur Dr. M. Sholeh seraya menegaskan
temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama
Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut Prof. Dr. Moch.
Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan
infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan
ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon iman yang
baik, serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan
kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian
menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Subhanallah,
betapa besar manfaat dan guna gerakan-gerakan dalam shalat. Betapa
besar dan banyak biaya yang harus dikeluarkan seseorang demi menjaga
kesehatannya. Namun, dengan tanpa sadar, ternyata agama Islam, telah
memberikan resep dan konsep yang gratis untuk mencapai keinginan
tersebut. Betapa meruginya jika seseorang sampai meninggalkan shalat,
lebih-lebih shalat fardhu. Ia akan merugi yang berlipat-lipat. Di
samping merugi karena kehilangan pahala, yang kemudian berbalik menjadi
sebuah siksa, ia juga merugi berjuta-juta rupiah, bahkan bermiliar
rupiah, jika fungsi gerakan shalat dikalkulasikan dengan nilai material
(uang).
Demikian yang bisa penulis sampaikan. Semoga tulisan ini
bermanfaat dan setelah membacanya, masing-masing akan semakin
memperhatikan gerakannya dalam shalat, sehingga sampai pada taraf
kesempurnaan dalam mengerjakan shalat yang akan memberikan dampak
positif pada kehidupan sehri-hari dan ahirnya bisa menjegah dari
perbuatan keji dan munkar, sebagaimana yng ditegaskan dalam Alqur’an
“inna ashshola-ta tanha ‘anil fahsya-I wal munkar .. “ , wallahu a’lamu
bishshowab. |