Beberapa
bulan lalu, seorang teman - sebut saja A - menyapa saya lewat Yahoo!
Messenger (YM). Ia bercerita bahwa dia doyan sekali mengakses situs
porno dan menonton film BF. Tapi dia juga tahu bahwa itu perbuatan yang
tidak baik.
"Saya ingin berhenti dari kegiatan maksiat seperti itu. Tapi rasanya kok susah sekali, ya?" ujarnya, nyaris putus asa. "Bagaimana cara mengatasinya?"
Saya bukan ustadz, tapi alhamdulillah saya pernah punya pengalaman masa lalu yang agak-agak mirip. Bila kita selama ini sudah terbiasa melakukan maksiat, bahkan sudah "mendarah daging", memang tidak mudah untuk berubah. Ceramah agama atau nasehat sepanjang apapun - saya kira - tak akan terlalu efektif.
Karena itu, berdasarkan pengalaman pribadi, saya mencoba memberi masukan buat si A ini.
Pertama, Anda harus benar-benar menyadari bahwa itu merupakan perbuatan maksiat, dosa, haram hukumnya, dan harus dihindari. Saya kira, si A sudah lolos untuk syarat nomor 1 ini.
Kedua, Anda harus punya keinginan yang kuat untuk berubah. Upaya si A untuk menghubungi seseorang - kebetulan orang itu adalah saya - dan menceritakan masalah yang dia hadapi, saya kira sudah menjadi bukti bahwa dia sudah punya keinginan yang kuat untuk berubah.
Ketiga, perbanyaklah ibadah. Dekatkan diri pada Allah. Bila Anda sudah benar-benar dekat dengan Allah, maka SECARA OTOMATIS Anda akan malu pada diri sendiri. "Masa saya yang dekat dengan Allah begini, masih suka melakukan hal-hal yang dilarang olehNya?"
Perasaan malu seperti itu akan membuat Anda terbentengi dari perbuatan-perbuatan maksiat. Semakin dekat dengan Allah, maka Anda akan semakin jauh dari maksiat.
Alhamdulillah, saya pernah membuktikan hal ini!
* * *
Itulah masukan saya buat si A. Dia sepertinya paham. Tapi entah kenapa, dia terus mengajukan pertanyaan yang sama pada saya. Setiap hari, dia menyapa saya lewat YM dengan pertanyaan yang itu-itu juga.
Terus terang, saya sampai bosan. Sebab pertanyaan dia yang diulang-ulang itu membuat saya harus memberikan jawaban yang diulang-ulang pula.
Akhirnya, dengan cukup tegas saya berkata: "Saya sudah memberikan 3 poin yang harus Anda lakukan. Poin 1 dan 2 sudah beres. Sekarang begini saja. Daripada Anda sibuk berdiskusi dengan saya, coba praktekkan saja poin ke-3. Setelah berhasil, silahkan Anda hubungi saya lagi. Oke?"
Alhamdulillah, dia tampaknya bisa memahami ucapan saya yang tegas itu. Buktinya, dia menghilang selama beberapa minggu.
Suatu hari, dia muncul lagi. Katanya, "Alhamdulillah, Pak Jonru benar. Setelah mendekatkan diri pada Allah, saya kini mulai benci pada hal-hal yang berbau pornografi. Mohon doanya agar saya tetap istiqomah, ya...."
Alhamdulillah, saya tersenyum, merasa ikut senang.
"Saya ingin berhenti dari kegiatan maksiat seperti itu. Tapi rasanya kok susah sekali, ya?" ujarnya, nyaris putus asa. "Bagaimana cara mengatasinya?"
Saya bukan ustadz, tapi alhamdulillah saya pernah punya pengalaman masa lalu yang agak-agak mirip. Bila kita selama ini sudah terbiasa melakukan maksiat, bahkan sudah "mendarah daging", memang tidak mudah untuk berubah. Ceramah agama atau nasehat sepanjang apapun - saya kira - tak akan terlalu efektif.
Karena itu, berdasarkan pengalaman pribadi, saya mencoba memberi masukan buat si A ini.
Pertama, Anda harus benar-benar menyadari bahwa itu merupakan perbuatan maksiat, dosa, haram hukumnya, dan harus dihindari. Saya kira, si A sudah lolos untuk syarat nomor 1 ini.
Kedua, Anda harus punya keinginan yang kuat untuk berubah. Upaya si A untuk menghubungi seseorang - kebetulan orang itu adalah saya - dan menceritakan masalah yang dia hadapi, saya kira sudah menjadi bukti bahwa dia sudah punya keinginan yang kuat untuk berubah.
Ketiga, perbanyaklah ibadah. Dekatkan diri pada Allah. Bila Anda sudah benar-benar dekat dengan Allah, maka SECARA OTOMATIS Anda akan malu pada diri sendiri. "Masa saya yang dekat dengan Allah begini, masih suka melakukan hal-hal yang dilarang olehNya?"
Perasaan malu seperti itu akan membuat Anda terbentengi dari perbuatan-perbuatan maksiat. Semakin dekat dengan Allah, maka Anda akan semakin jauh dari maksiat.
Alhamdulillah, saya pernah membuktikan hal ini!
* * *
Itulah masukan saya buat si A. Dia sepertinya paham. Tapi entah kenapa, dia terus mengajukan pertanyaan yang sama pada saya. Setiap hari, dia menyapa saya lewat YM dengan pertanyaan yang itu-itu juga.
Terus terang, saya sampai bosan. Sebab pertanyaan dia yang diulang-ulang itu membuat saya harus memberikan jawaban yang diulang-ulang pula.
Akhirnya, dengan cukup tegas saya berkata: "Saya sudah memberikan 3 poin yang harus Anda lakukan. Poin 1 dan 2 sudah beres. Sekarang begini saja. Daripada Anda sibuk berdiskusi dengan saya, coba praktekkan saja poin ke-3. Setelah berhasil, silahkan Anda hubungi saya lagi. Oke?"
Alhamdulillah, dia tampaknya bisa memahami ucapan saya yang tegas itu. Buktinya, dia menghilang selama beberapa minggu.
Suatu hari, dia muncul lagi. Katanya, "Alhamdulillah, Pak Jonru benar. Setelah mendekatkan diri pada Allah, saya kini mulai benci pada hal-hal yang berbau pornografi. Mohon doanya agar saya tetap istiqomah, ya...."
Alhamdulillah, saya tersenyum, merasa ikut senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar