Jawaban terhadap Pemalsuan hadis Keutamaan Bulan Rajab
Posted on June 14, 2010 by Syamsuri Rifai
Sebagian orang mengatakan bahwa
hadis-hadis Nabi saw tentang keutamaan bulan Rajab sebagai hadis palsu.
Mungkin itu karena kejahilan atau kedengkian, atau menjadi pengikut
secara fanatik buta terhadap suatu mazhab yang dikenal sebagai wahabi.
Imam Ali (sa) pernah menyatakan bahwa
seseorang akan memusuhi sesuatu karena kejahilannya. Jahil yang
menyadari akan kejahilannya tentunya ia akan mencari kebenaran. Yang
parah itu adalah “Jahil murakkab”, yakni ia jahil terhadap kejahilannya,
tidak tahu terhadap ketidaktahuannya, alis tidak menyadari atas
kejahilannya.
Jika kita mau jujur dan kritis terhadap
hadis dan ilmu hadis, kita akan jumpai banyak sekali perbedaan pendapat
di kalangan ulama ahli hadis ahlusunnah dan wahabi soal hadis shahih dan
tolok ukur hadis shahih.
Mestinya mereka sadar bahwa semua kaidah
ilmu hadis itu dibuat oleh ulama bukan Nabi saw. Kebenarannya tidak
mutlak, bisa salah dan bisa benar, dapat dikritisi, bisa berubah dan
dikembangkan.
Hadis yang dikatakan sebagai hadis
mutawatir belum tentu mutawatir yang sebenarnya. Karena masih ada
peluang dikritisi, misalnya jika para perawinya saling kenal satu sama
lain. Bisa terjadi persengkolan dalam kebohongan. Dan ini sudah banyak
terjadi perjalanan sejarah umat Islam. Bahkan mereka berani berdusta
atas nama Nabi saw. Tidak percaya ? Silahkan baca pernyataan Imam Ali
bin Abi Thalib (sa), sebagai pintu ilmu Nabi saw, tentang bermacam2 para
perawi hadis Nabi saw, klik di sini:
http://syamsuri149.wordpress.com/2010/05/17/sekitar-hadis-hadis-yang-diriwayatkan-dari-nabi-saw/
http://syamsuri149.wordpress.com/2010/05/17/sekitar-hadis-hadis-yang-diriwayatkan-dari-nabi-saw/
Siapa yang mengatakan Palsu?
Kita tahu bahwa yang mengatakan palsu hadis tentang keutamaan bulan Rajab, mereka hanyalah dari kelompok kecil wahabi dan para pengikutnya, bukan Ahlussunnah. Buktinya sangat sederhana: amalan, doa2, dan ritual Rajaban itu sudah menjadi tradisi puluhan tahun bahkan ratusan tahun di kalangan Ahlussunnah, khususnya di masyarakat Nahdhiyyin. Yang anti terhadap tradisi ini hanyalah dari kalangan pengikut wahabi, misalnya: sebagian Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, dan kelompok2 sempalan lainnya.
Kita tahu bahwa yang mengatakan palsu hadis tentang keutamaan bulan Rajab, mereka hanyalah dari kelompok kecil wahabi dan para pengikutnya, bukan Ahlussunnah. Buktinya sangat sederhana: amalan, doa2, dan ritual Rajaban itu sudah menjadi tradisi puluhan tahun bahkan ratusan tahun di kalangan Ahlussunnah, khususnya di masyarakat Nahdhiyyin. Yang anti terhadap tradisi ini hanyalah dari kalangan pengikut wahabi, misalnya: sebagian Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, dan kelompok2 sempalan lainnya.
Karena kejahilannya mereka mengatakan:
Amalan dan ritual Rajaban itu bid’ah, tidak pernah dilakukan dan
dicontohkan oleh Nabi saw. Seolah-olah mereka paling tahu tentang Nabi
saw dan tradisinya, atau seolah-olah mereka pernah hidup bersama Nabi
saw, atau merasa paling banyak memiliki informasi tentang Nabi saw.
Padahal mereka tidak mengenal Nabi saw kecuali dari orang luar, bukan
dari Ahlul baitnya (sa).
Apakah ada orang yang lebih mengetahui
Nabi saw dan tradisinya daripada Imam Ali bin Abi Thalib (sa)? Bukankah
Imam Ali (sa) dinyatakan oleh Nabi saw sebagai pintu ilmunya? Yang belum
tahu, silahkan baca pernyataan Nabi saw tentangnya di:
http://tafsirtematis.wordpress.com/2008/07/08/hadis-madinah-al-ilm-kota-ilmu/
http://tafsirtematis.wordpress.com/2008/07/08/hadis-madinah-al-ilm-kota-ilmu/
Hadis Nabi saw tentang Keutamaan bulan Rajab
Hadis-hadis Nabi saw tentang keutamaan banyak sekali, baik yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw maupun para sahabatnya, seperti tebaran bunga di musim bunga.
Hadis-hadis Nabi saw tentang keutamaan banyak sekali, baik yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw maupun para sahabatnya, seperti tebaran bunga di musim bunga.
Contoh hadis Nabi saw yang bersumber dari Ahlul bait (sa)
Rasulullah saw bersabda:
“Bulan Rajab adalah bulan Allah Yang Maha Agung, tak ada bulan yang dapat menandingi keutamaannya. Di dalamnya diharamkan berperang dengan orang-orang kafir, karena bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di dalamnya, maka wajib baginya memperoleh ridha Allah, dijauhkan dari murka-Nya, dan diselamatkan dari semua pintu neraka.” (Mafatihul Jinan, bab 2: 131)
Rasulullah saw bersabda:
“Bulan Rajab adalah bulan Allah Yang Maha Agung, tak ada bulan yang dapat menandingi keutamaannya. Di dalamnya diharamkan berperang dengan orang-orang kafir, karena bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di dalamnya, maka wajib baginya memperoleh ridha Allah, dijauhkan dari murka-Nya, dan diselamatkan dari semua pintu neraka.” (Mafatihul Jinan, bab 2: 131)
Contoh hadis Nabi saw yang bersumber dari para Sahabat
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: “
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.” (Fadhail Syahr Rajab: 494)
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: “
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.” (Fadhail Syahr Rajab: 494)
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata
bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan
Allah …” (Fadhail Syahr Rajab: 496)
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada permulaannya, pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (Fadhail Syahr Rajab: 497)
“Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada permulaannya, pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.” (Fadhail Syahr Rajab: 497)
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
“Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab dan Sya’ban.” (Fadhail Syahr Rajab: 499)
“Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab dan Sya’ban.” (Fadhail Syahr Rajab: 499)
Selengkapnya hadis2 Nabi saw tentang keutamaan bulan Rajab yang bersumber dari para sahabat Nabi saw:
http://syamsuri149.wordpress.com/2010/06/12/hadis-nabi-saw-tentang-keutamaan-bulan-rajab/
http://syamsuri149.wordpress.com/2010/06/12/hadis-nabi-saw-tentang-keutamaan-bulan-rajab/
Adapun yang bersumber dari Ahlul bait
Nabi saw lebih banyak lagi. Yang ingin tahu silahkan baca dalam kitab
Wasâil Asy-Syiah, bab keutamaan bulan Rajab, kitab Mustadrak Al-Wasai,
dan kitab lainnya.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pencari kebenaran dan pencerahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar