Sifat Penduduk Ahli Surga dan Neraka
Senin, 20 September 2010
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجنَّةِ : كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ
أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ، أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأََهْلِ
النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw:
“Ketahuilah, maukah kukabarkan pada kalian tentang (sebagian
sifat) penduduk sorga?, semua yang lemah (tidak berdaya), dan rendah
hati (berbuat seakan tak berdaya karena rendah hati), jika mereka berdoa
dengan bersumpah atas nama Allah, maka akan langsung dikabulkan, maukah
kukabarkan kalian tentang (sebagian sifat) penduduk neraka?, semua yang
suka dengan pertengkaran, suka mengumpulkan harta namun sulit
mengeluarkannya (tamak akan harta namun kikir), dan menyombongkan diri”
(Shahih Bukhari)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ
الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا
لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا ...
Limpahan puji kehadirat Allah Yang telah membuat sanubari kita mau
mendatangi dan mengunjungi anugerah dan kelembutan Allah, maka sampailah
kita ke tempat ini yang merupakan gerbang kemuliaan yang kekal, gerbang
keluhuran dunia dan akhirah, gerbang kesucian dunia dan akhirah, tempat
kita mencapai kemuliaan dan meninggalkan kehinaan untuk mencapai
kemuliaan yang lebih tinggi lagi. Tangga-tangga kesucian dari Allah
terbuka untukku dan kalian, maka jawablah tawaran terindah dari Yang
Maha Indah, Yang memanggil hamba-hamba yang diciptanya untuk mencapai
sesuatu yang indah di dunia dan akhirah, di dunia dengan keindahan yang
fana dan di akhirah dengan keindahan yang kekal, dan semua yang
menyambung dirinya dengan Sang Maha Indah akan diperindah hari-harinya,
maka mohonlah kepada Yang Maha Indah semoga aku dan kalian diperindah
dalam setiap siang dan malam kita, dunia dan akhirah kita, setiap nafas
kita, setiap lintasan pemikiran kita, setiap waktu dan keadaan kita.
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ( آل
عمران :185 )
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan" ( Ali Imran: 185)
Semua yang hidup pasti akan merasakan kematian, dan kematian bagi
para pendosa adalah akhir dari kebahagiaan dan awal dari kehinaan. Namun
kematian bagi hamba yang rindu pada Sang Maha Indah adalah berakhirnya
segala cobaan dan bermulanya keindahan yang kekal. Tiadalah kehidupan
dunia itu kecuali panggung sandiwara, yang kaya belum tentu bahagia dan
yang miskin belum tentu dalam keadaan susah bahkan bisa jadi dalam
hari-harinya selalu bahagia, bisa saja orang yang kelihatannya mulia dan
kaya barangkali dia dalam kesusahan dan sangat mendambakan kemerdekaan
seperti orang-orang yang miskin. Orang-orang yang semakin tinggi
jabatannya hakikatnya ia semakin terpenjara dan semakin terjajah oleh
jabatannya. Sedangkan orang yang berada di pinggiran jalan, bebas kapan
saja dia mau makan ia bisa makan, tetapi orang yang sudah bekerja
sebagai pegawai untuk makan ada waktu yang ditentukan, semakin tinggi
jabatannya maka semakin sulit gerakannya, semakin penuh alam
pemikirannya maka semakin sulit ia merasakan keindahan dan semakin
terganggu istirahatnya, sedangkan orang yang susah kapan pun mau tidur
ia bisa tidur dan terserah kapan ia mau bangun, tetapi tidak demikian
dengan orang yang semakin tinggi jabatannya di dunia. Maka kaya dan
miskin bukanlah menjadi tolak ukur, kaya ataupun miskin, jabatan rendah
ataupun tinggi kesemuanya itu selalu terjadi sepanjang bumi diciptakan,
dari generasi ke generasi mereka hidup ada yang dalam kesusahan dan ada
yang dalam kebahagiaan, ada yang dalam kehinaan dan ada yang dalam
kemuliaan, ada yang dalam derajat tinggi dan ada yang dalam derajat
rendah, ada yang dalam musibah dan ada yang dalam kenikmatan, kesemunya
itu telah terjadi dan akan terus terjadi, aku dan kalian sedang
melewatinya kemudian akan melupakannya dan terlepas darinya, dan
berpindah ke generasi berikutnya, demikian yang terjadi mulai dari
ayahanda kita sayyidina Adam As, dan yang kekal dan abadi adalah bakti
kepada Allah, cinta Allah, rindu Allah, getaran jiwa yang bersambung
dengan cahaya keluhuran yang kekal, Yang Maha Melihat setiap getaran
perasaan hamba-Nya, Yang Maha Melihat setiap apa yang difikirkan oleh
hamba-Nya, Yang Maha Melihat apa yang akan terjadi pada hamba-Nya, Yang
Maha menghargai keinginan hamba yang ingin dekat kepada-Nya, Yang Maha
menyambut hamba yang ingin kembali dari kehinaan kepada keluhuran atau
menambah dari keluhuran menjadi lebih luhur lagi, Dialah Yang Maha Baik
melebihi segala yang baik karena semua kebaikan adalah milik-Nya dan
ciptaan-Nya, Dialah Yang Maha berjasa dari semua yang berjasa, Yang
memberi kita jasad, Yang memberi kita kehidupan, Yang menghamparkan bumi
untuk kita, yang menciptakan hewan, tumbuhan, bulan, matahari dan
segala sesuatu yang ada di daratan dan di lautan tidak lain hanyalah
untuk mendekat kita kepada-Nya, untuk mencapai cinta-Nya, untuk mencapai
kasih sayang-Nya, setiap detikmu adalah lamaran cinta Allah agar engkau
menerima cinta Rabbul 'alamin. Hadirin hadirat, siapa yang tidak kita
inginkan cintanya ini?, siapa yang selalu kita tolak lamrannya ini?,
setiap detik kita selalu ingin berpaling dari ibadah, ingin berpaling
dari cinta Allah, ingin selalu mentalaq Allah!. Namun Allah subhanahu
wata'ala Maha Baik dan tidak memutus hamba-Nya meskipun hambnya
berkali-kali mengecewakan-Nya, namun perasaan yang paling lembut dari
semua yang mempunyai perasaan lembut, Sang pencipta perasaan, Allah
mempunyai perasaan Yang Maha Lembut. Allah mempunyai siksa yang pedih
namun kelembutan-Nya melebihi kemurkaan-Nya. Oleh sebab itu selalu lah
beristighfar atas nafas-nafas kita yang terlewat dalam dosa, karena
orang yang selalu hidup dalam dosa bagaikan orang yang tenggelam dalam
samudera kegelapan dan ditimpa gelombang kegelapan, sebagaimana firman
Allah subhanahu wata'ala:
أَوْ كَظُلُمَاتٍ فِي بَحْرٍ لُجِّيٍّ يَغْشَاهُ مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ
مَوْجٌ مِنْ فَوْقِهِ سَحَابٌ ظُلُمَاتٌ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍ إِذَا
أَخْرَجَ يَدَهُ لَمْ يَكَدْ يَرَاهَا وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللَّهُ لَهُ
نُورًا فَمَا لَهُ مِنْ نُورٍ ( النور :40 )
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi
oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap
gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya,
hampir-hampir dia tiada dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada
diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya
sedikitpun" (QS. An Nur: 40)
Orang yang selalu dalam dosa itu bagaikan hidup dalam lautan di malam
yang gelap gulita, dalam kegelapan itu ia berada di tengah samudera
yang ditindih oleh gelombang yang gelap, di atas gelombang itu ada
gelombang yang gelap lagi, dan diatasnya ditutup oleh awan yang gelap,
kegelepan di atas kegelepan, sampai-sampai untuk melihat tangannya
sendiri ia tidak bisa melihatnya, karena gelapnya keadaan hatinya. Apa
maksudnya?, maksudnya ia tidak bisa melihat keindahan dan cahaya
kenikmatan Allah dengan melihat tangannya, saat ia melihat tangannya
seakan-sekan begitu saja adanya, padahal darimana tangan itu?, milyaran
sel tulang, milyaran sel daging, milyaran sel darah, milyaran sel
urat-urat, milyaran sel yang membutuhkan energi, membutuhkan mineral,
membutuhkan kehidupan, ada pergantian dan ada kematian, kesemuanya ini
siapa yang mengaturnya?!, siapa yang mengasuhnya?!. Jika tangan ini
terangkat sekali gerakan hal itu tidak bisa kita bayar walaupun dengan
segala alam semesta beserta isinya, kita tidak bisa membeli satu sel pun
dalam tubuh ini kecuali dengan kehidupan yang dikehendaki Allah, jika
Allah tidak menghendaki maka berhentilah seluruh fungsi sel tubuh kita.
Kita lahir ke bumi bukan dengan kemauan kita, tidak ada manusia yang
terlahir ke bumi karena dia sendiri yang memintanya, bayi yang terlahir
tidak tau mengapa ia dilahirkan, hal ini menunjukkan bahwa kehidupan
bukan dari keinginan manusia, tetapi dari keinginan sang pencipta. Orang
yang terlahir tidak tau tentang kenikmatan mata, tetapi Allah telah
memberinya sebelum ia memintanya, apakah seseorang tidak diberi
kenikmatan berbicara sebelum ia memintanya?!, dan ia tidak tau betapa
berharganya nikmat berbicara dan betapa rindu dan cemburunya orang yang
tidak bisa berbicara jika melihat orang yang bisa berbicara. Betapa
mahalnya orang yang bisa berdiri dan berjalan satu atau dua meter
daripada orang yang tidak bisa berjalan. Saya dulu hampir 6 bulan di
kursi roda, dokter mengatakan butuh waktu 8 tahun untuk bisa berdiri
lagi karena over dosis di ruang ICU, salah satu rumah sakit di Jakarta
terlalu banyak memberi obat asma yang diinfuskan ke tubuh sehingga
membuat tulang tempurung di lutut menjadi melembek dan tidak keras maka
tidak bisa diobati, butuh waktu 8 tahun baru bisa berdiri, jadi hanya di
kursi roda, dan Alhamdulillah hanya sampai 6 bulan saja kemudian Allah
izinkan kembali hamba ini untuk berdiri. Namun di saat saya dalam
keadaan seperti itu, sungguh saya sangat cemburu melihat orang yang bisa
berjalan. Ketika saya duduk di tempat tidur dan merasa haus dan ingin
minum, gelas yang berisi air minum yang hanya 2 meter di depan saya,
saya tidak bisa mengambilnya dan menunggu orang lain yang
mengambilkannya, jika tidak ada orang yang datang membantu saya maka
saya tidak bisa minum walaupun air minum itu tersedia, saat itu saya
cemburu terhadap orang yang bisa berjalan dengan mudahnya, betapa
berharganya nikmat berdiri itu. Namun ketika kita terkena musibah
janganlah terburu-buru mencela Allah, karena barangkali musibah itu akan
selalu membuat kita ingat akan kenikmatan Allah subhanahu wata'ala. Dan
juga kenikmatan-kenikmatan yang lainnya seperti melihat, mendengar dan
lainnya, bagaimana jika kita tidak bisa melihat?!, kita tidak akan tau
perbedaan warna dan bentuk, apalagi dia yang sudah pernah melihat
kemudian ia menjadi buta, bagaimana perasaannya, begitu cemburunya ia
kepada yang bisa melihat, dimana dia terkadang terbentur disana sini,
ditipu orang, ditertawakan orang dan lainnya, namun ingatlah bahwa
setiap kesedihan itu diganjar oleh Sang Maha Baik dengan pahala dan
keluhuran. Allah subhanahu wata'ala mengabarkan kepada sayyidina
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Allah menurunkan malaikat
untuk orang-orang yang buta seraya berfirman: "lihatlah hamba-Ku
yang telah Kuambil kedua matanya, apakah ia bersabar?",
maka malaikat itu menjawab: "hamba itu bersabar wahai Allah",
maka Allah berfirman: "bangunkan surga untuknya".
Maka terbaslah ia dari segala hisab, lepaslah ia dari segala dosa.
Allah memerintahkan kepada malaikat untuk membangunkan surga baginya,
mengapa?, karena ia bersabar dalam musibah yang ia hadapi. Hadirin
hadirat, demikianlah keadaan orang-orang di dunia yang cemburu dengan
orang yang sukses, orang-orang yang diberi keluasan harta oleh Allah dan
lainnya, tetapi kelak di hari kiamat mereka yang sukses di dunia akan
cemburu dengan orang-orang yang keadaannya susah semasa di dunia.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hadits yang telah kita baca tadi, Rasulullah bertanya kepada para
sahabat: "Maukah kalian kuberitahu tentang ciri-ciri penduduk
surga seperti apa?", maksudnya bukan kesemuanya tetapi
diantara sifat-sifatnya, maka Rasulullah melanjutkan: "Semua
orang-orang yang lemah (dalam riwayat lain peminta-minta
yang terusir dari pintu rumah)", terhadap orang yang dha'if
(lemah) kita harus berhati-hati janganlah sampai kita menzhaliminya,
karena jika dia berdoa kepada Allah maka Allah tidak akan menolaknya.
Tetapi ada yang lebih berbahaya dari seorang dha'if
dia adalah mutadha'if yaitu seorang yang mampu
namun ia sangat merendahkan dirinya sehingga tidak terlihat kemampuan
dan kekuatannya, tidak terlihat bahwa dia adalah seorang yang mempunyai
kedudukan, tidak terlihat kalau dia seorang yang mempunyai keluhuran dan
kemuliaan, ia selalu merendahkan dirinya serendah rendahnya, orang yang
seperti itu lebih berbahaya lagi maka hati-hati terhadap orang seperti
itu jangan sampai kita menzhaliminya. Dulu saat saya belajar di Tarim
Hadramaut, As Syaikh Fadhl Bafadhal Ar adalah ketua mufti ( ahli fatwa)
di Tarim dan di saat itu ada 5 mufti. Mufti adalah ahli fatwa yang sudah
memahami dan mendalami kesemua ilmu (hadits, fiqh, tafsir dan lainnya)
dalam 4 madzhab. Ketika itu saya melihat para mufti membawa tumpukan
buku sedangkan Syaikh Fadhl hanya bersenderan saja tetapi kesemua ilmu
sudah menempel di kepala beliau, sehingga beliau hafal suatu pembahasan
dalam kitab-kitab beserta halamannya. Dan saat pertama kali datang kami
tidak mengenali beliau, hanya kami pernah melihat orang tua yang hadir
di majleis ta'lim (tentunya tidak sebanyak ini) mungkin sekitar ratusan
orang saja, di saat itu orang tua itu duduk di pojok belakang bersama
orang yang biasa menuangkan air putih dan kopi, beliau mengenakan sorban
dan pakaiannya biasa saja, maka kami mengira bahwa dia adalah orang
yang menuangkan kopi juga, kami tidak begitu peduli dengan dia apalagi
di saat itu kami datang terlambat, kami melihat beliau dan beliau pun
melihat kami. Setelah selesai majelis maka semua orang berebutan untuk
bersalaman dengan beliau, ternyata beliau adalah Syaikh Fadhl ketua
mufti Tarim Hadramaut, subhanallah sungguh sangat merendahkan diri. Maka
terhadap orang yang seperti ini berhati-hatilah karena jika mereka
bersumpah dengan nama Allah maka akan Allah akan mengabulkan,
berhati-hatilah terhadap para pengemis di jalanan barangkali kita akan
cemburu dengan keadaannya kelak di hari kiamat, sekarang kita melihat ia
kesusahan mungkin nanti kita akan cemburu dengan istananya kelak di
surga, namun bukan berarti kita bertujuan untuk menjadi seperti mereka
tetapi hal itu menjadi pelajaran bagi kita, karena Allah subhanahu
wata'ala mengajarkan kita untuk berprasangka baik, maka berhati-hatilah
kita terhadap orang yang lemah atau yang merendahkan diri, karena orang
itu belum tentu lemah. Diriwayatkan ketika seorang 'arif billah yang
mempunyai murid, sepulangnya dari pasar murid ini berkata kepada
gurunya: "wahai guruku, berilah aku Ism Al A'dzham",
maka gurunya berkata: "kenapa, apa yang engkau inginkan dengan
Ism Al A'dzham?". Ism Al A'dzham ini jika seseorang
berdoa dengannya maka akan dikabulkan doanya, maka murid itu berkata:
" Tadi saya ke pasar, saya melihat ada seorang berkuda yang kaya raya
dan membawa pedang, dan saya melihat ada seorang kakek yang sangat tua
dan lemah membawa kayu bakar dari hutan untuk dijual di pasar, dan orang
yang berkuda yang kaya raya itu merenggut kayu itu begitu saja, maka
orang tua itu berkata: "mana upahnya?, saya mengumpulkan kayu-kayu ini
dari hutan untuk dijual di pasar", tetapi lelaki berkuda itu justru
menendangnya kemudian pergi, maka saya sangat marah terhadap lelaki itu,
padahal dia mampu untuk membayar harga kayu itu, begitu jahatnya dia
terhadap orang tua yang sudah bersusah payah mengumpulkan kayu dari
hutan, maka jika aku memiliki Ism Al A'zham aku akan mendoakan orang itu
agar celaka, sebab dia mampu untuk mencari kayu bakar dan mungkin hanya
dalam beberapa jam saja dia akan mendapatkannya, tetapi orang tua itu
mungkin butuh waktu satu hari untuk mendapatkan kayu bakar karena dia
sudah lanjut usia dan sangat lemah". Maka gurunya
berkata: "beritahu kepadaku tentang ciri-ciri orang tua itu?",
maka murid itupun menjelaskan ciri-ciri kakek tua itu kepada gurunya.
Hadirin hadirat, jika orang tua itu berdoa maka celakalah lelaki berkuda
itu, namun dia adalah orang yang rendah diri yang berjiwa sayyidina
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah kalau mau berdoa untuk
kecelakan kuffar quraisy, sekali ia mengangkat tangannya maka akan
terpendam seluruh kuffar quraisy kedalam bumi dalam sekejap. Nabiyullah
Nuh As telah berdoa sebagaimana dalam firman Allah:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ
دَيَّارًا، إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا
إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا ( نوح: 26 )
" Nuh berkata: "Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorangpun
di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" (QS. Nuh: 26 )
Maka Allah menjawab doa itu, Allah turunkan hujan sebanyak-banyaknya
dan memerintahkan bumi untuk memuntahkan air sebanyak-banyaknya, dan
tidak satu pun daratan yang tersisa di muka bumi, kecuali perahu
nabiyullah Nuh As. Barangkali itu adalah akhir dari dinasti dinosaurus
dan lainnya, karena di saat itu kesemuanya tenggelam oleh air dan yang
tersisa hanyalah hewan-hewan yang dibawa oleh nabiyullah Nuh As.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Nabi Muhammad rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah pemimpin
para nabi dan rasul, tetapi ketika beliau dilempari kotoran onta beliau
hanya diam saja dan tidak bergeming dari sujudnya, sampai putrinya
sayyidah Fathimah Az Zahra' berlari menangis dan berkata: "wahai
para tetangga janganlah kalian berlaku demikian, tidaklah sepantasnya
kalian melempari punggung ayahku dengan kotoran onta di saat beliau
bersusujud di depan ka'bah", maka ketika itu Rasulullah
bangkit dan menenangkan putrinya an berkata: "wahai putriku
tenanglah, akan datang suatu waktu dimana ajaran ayahmu masuk ke semua
rumah penduduk dunia ini, di barat dan timur", demikian
indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Melanjutkan hadits tadi, kemudian Rasulullah bersabda: "maukah
kalian kutunjukkan ciri-ciri penduduk neraka, mereka adalah orang yang
senang mencaci maki orang lain, orang yang selalu mengumpulkan harta dan
tidak mau mengeluarkannya, dan orang yang menyobongkan dirinya",
itu adalah sebagian dari sifat penghuni neraka, dan kita mempunyai
sanubari yang belum tentu bersih dari sifat-sifat itu, namun kita
mempunyai Sang Pencipta Yang Maha Mampu menghapus kesemua sifat itu dari
sanubari kita dan menggatikan dengan kesucian, oleh sebab itu berkata
hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Abdullah bin 'Alawy Al Haddad
dalam munajatnya :
قَدِ اسْتَـعَنْتُكَ رَبِّيْ عَلَى مُدَاوَاةِ قَلْبِيْ
وَحَلِّ عُقْدَةِ كَرْبِيْ فَانْظُرْ إِلَى الغَمِّ يَنْجَال
" Sungguh telah kupasrahakan (meminta pertolongan) kepada
Tuhanku untuk mengobati sanubariku, dan lepaskanlah ikatan kesusahanku,
lihatlah kegundahanku jauhkan dan hilangkanlah"
Padahal beliau adalah seorang Qutb al irsyad wa ghauts al bilad wal
'ibaad, shahib Ar Rathib namun demikian tawaddu'nya beliau bermunajat,
demikianlah cara mereka membenahi dirinya, yaitu dengan berusaha
kemudian memasrahkannya kepada Yang Maha Kuat, dan memahami bahwa
dirinya adalah hamba yang lemah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda bahwa salah satu kelompok yang dinaungi oleh Allah disaat
tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang ketika
mengingat Allah mengalirlah air matanya. Orang yang ketika mengingat dan
menyebut nama Allah, merasa risau Allah akan menjauhinya, merasa risau
Allah akan memutus cintanya, merasa risau Allah akan kecewa kepadanya,
merasa risau jika Allah tidak ingin dekat dengannya, risau tidak
dicintai Allah, ia selalu berharap diampuni oleh Allah, berharap
dicintai Allah, berharap dipermudah oleh Allah, berharap diperindah oleh
Allah, berharap dipersuci oleh Allah, diperluhur oleh Allah, dimuliakan
oleh Allah, selalu penuh harapan dan kerisauan, harapan untuk selalu
dekat dengan Allah dan risau akan jauh dari Allah, harapan untuk
dicintai dan diridhai oleh Allah dan risau akan dimurkaiNya, jiwa yang
seperti inilah yang merupakan jiwa yang agung di sisi Allah, dimuliakan
Allah. Tadi telah disampaikan oleh guru kita Al Ustadz Syahrullah Ramli
bahwa Allah tidak memandang terhadap bentuk kita, tetapi memandang
sanubari kita. Maka jadikan sanubari kita sebagai berlian Ilahi, yang
berpijar dengan cahaya Allah, dan kita tidak akan bisa mencapainya
kecuali dengan tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
kecuali dengan cinta kepada sayyidina Muhammad. Hadirin hadirat, beliau
shallallahu 'alaihi wasallam menjaga semua panca inderanya selalu dalam
kesucian, diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika tiga orang
sahabat datang bertamu kepada beliau dan memberi salam, beliau tidak
menjawab salam mereka, mereka mengulang salam tetapi Rasulullah tetap
tidak menjawab, maka mereka merasa bahwa mereka adalah orang yang banyak
berdosa sampai-sampai Rasulullah tidak mau menjawab salam mereka,
kemudian mereka mengucapakan salam yang ketiga kalinya maka Rasulullah
mengambil tanah lalu bertayammun kemudian menjawab salam mereka, apa
maksudnya?, beliau tidak mau menjawab salam, kecuali dalam keadaan suci,
barangkali beliau yang tadinya dalam keadaan berwudhu kemudian
berhadats atau mungkin bangun dari tidurnya, disaat itu beliau melihat
tidak ada air disekitarnya, dan ketika ada orang yang memberi salam
beliau tidak mau menjawabnya, maka karena beliau tidak menemukan air
beliau bertayammum dulu kemudian menjawab salam mereka. Adakah orang
yang lebih indah dan memuliakan tamu seperti nabi Muhammad?!. Betapa
kekurangannya dan berbedanya kita dalam memuliakan tamu dibandingkan
nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan betapa indahnya bibir
sang nabi yang tidak mau berucap kepada orang lain kecuali beliau dalam
keadaan suci. Barangkali diantara kita ada yang tidak mampu selalu dalam
keadaan suci karena kesibukan, maka paling tidak setiap kita berhadats
dan masuk ke toilet hendaklah berwudhu', dan jika setelah keluar toilet
batal lagi maka ketika nanti akan ke kamar mandi berwudhulah lagi,
paling tidak berbuatlah demikian, tetapi jika mampu teruslah selalu
dalam keadaan suci. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa suara
sandal sayyidina Bilal terdengar di surga, kata Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Setelah ditanya apa yang telah diperbuat oleh
sayyidina Bilal, maka beliau menjawab "aku mendawamkan wudhu
(selalu dalam keadaan berwudhu)". Subhanallah, orangnya
belum wafat tetapi sandalnya sudah berada di surga, yang dimaksud
bukanlah sandalnya tetapi suara langkah sayyidina Bilal sudah terdengar
didalam surga sebelum dia wafat, karena selalu menjaga dalam kesucian.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Yang terakhir yang ingin saya sampaikan, mengenai kabar yang tersebar
tentang rencana pemindahan makam Al Arif billah Al Habib Abdurrahman bin
Abdullah Al Habsyi Ar, ayah dari Al Habib Ali Al Habsyi di kwitang,
saya menghimbau kepada seluruh muslimin muslimat dan menginstruksikan
kepada jamaah Majelis Rasulullah untuk tidak berbuat anarkis dalam hal
ini, kita tidak ingin peristiwa berdarah di Priuk terulang, sanubari
kita merasa berat jika makam itu dipindahkan namun kita juga tidak mau
ada pertumpahan darah, karena shahib al maqam pun tidak akan ridha jika
pertumpahan darah atau perpecahan terjadi sebab beliau, oleh sebab itu
jangan sampai terjadi kekerasan, setuju ataupun tidak masing-masing
mempunyai pendapat, namun jangan sampai terpancing oleh provokator yang
akan membuat rusaknya dakwah kita. Oleh karena itu jika terlihat sesuatu
yang tidak menyenangkan yang kebetulan disaat kalian ziarah kesana,
maka segera laporkan kepada fihak yang berwajib, saya sudah konfirmasi
pada Kapolres Jakarta Pusat dan juga sudah konfirmasi dengan Dir Intel
di Polda Metrojaya dan juga kepada staff khusus kepresidenan untuk
mengatasi masalah ini agar segera reda. Apakah makam itu dipindahkan
atau tetap pada tempatnya, namun jangan sampai terjadi insiden berdarah
seperti peristiwa Gubah Priok, demikian yang ingin saya sampaikan. Kita
bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala semoga Allah menyatukan
muslimin, semoga Allah menjaga makam-makam para shalihin, Ya rahman ya
rahim ya dzaljalali wal ikram kami memasrahkan keadaan kami kepada-Mu,
inilah kami dengan segala kelemahan, inilah kami dengan segala
kekurangan, inilah kami dengan segala ketidakmampuan, namun kami
memahami ada satu Yang Maha Melihat kami, Maha Memahami segala lintasan
pemikiran kami, Dialah Engkau Ya Allah, hanyalah Engkau Yang Maha
Tunggal, Maha Mengetahui apa yang telah berlalu dari kehinaan kami, dan
Maha Mengetahui apa yang akan terjadi pada kami, wahai nama Yang Maha
Tunggal dan Maha Abadi, nama Yang Maha Sempurna dan Maha Kekal, nama
Yang Maha Mengawali segalanya, Yang Tunggal mengawali segala kejadian,
Tunggal mengawali segala kehidupan, Tunggal mengawali segala keluhuran,
Tunggal membagi-bagikan kebahagiaan dan kenikmatan, sampai kabar kepada
saya bahwa malam ini telah hadir lebih dari 40.000, kesemua yang hadir
disini dan yang mendengarkan di radio Wadi FM atau radio lainnya, yang
menyaksikan acara ini di streaming website Majelis Rasulullah pastikan
kesemuanya dalam kebahagiaan dunia dan akhirah, Ya Allah kami tidak
meminta berlebihan melainkan doa yang Engkau ajarkan :
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (البقرة :201)
" Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" (QS. Al Baqarah:
201)
Wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha bercahaya, wahai Yang Maha
Indah, wahai Yang Maha melimpahkan kebahagian, wahai Yang Maha
melimpahkan keluhuran, wahai Yang Maha mengangkat dan mempermudah segala
kesulitan, wahai Yang Maha menyingkirkan segala kegundahan hati, wahai
Yang Maha membuka segala yang tertutup dan sulit untuk dilakukan, wahai
Rabbi Yang Maha Mampu berkuasa merubah segala sesuatu, sungguh Engkau
pemilik segala sesuatu, wahai Rabbi pemilik segala sesuatu maka
jadikanlah segala sesuatu membantu kami untuk mendekat kehadirat-Mu ya
Allah ya Rahman ya Rahim, kami memanggil nama-Mu dengan lisan dan jiwa
kami, dengan ruh dan perasaan agar Engkau mendekatkan kami kepada
keridhaan dan cinta-Mu, jauhkan kami dari kemurkaan-Mu, jauhkan kami
dari siksa-Mu, janganlah Engkau siksa satu pun dari kami, tidak di
dunia, tidak di sakaratul maut, tidak di alam kubur, tidak pula di api
neraka, hal itu tidaklah sulit bagi-Mu walaupun hal itu mustahil bagi
kami, namun sungguh tidak mustahil bagi kedermawanan-Mu….
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ
عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ
اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat, ada satu majalah (saya tidak mau menyebutkan
namanya) yang selalu menjelek-jelekkan Majelis Rasulullah maka jangan
kalian beli majalah tersebut karena lebih baik diinfakkan kepada fuqara'
daripada untuk membeli majalah yang mencaci maki kita. Namun kita tidak
rugi dengan cacian itu, jangan sampai kita dimurkai Allah, jika Allah
murka kepada kita maka hal itu harus kita risaukan, kalau cuma lembaran
kertas kita ikuti salah satu cara Gus Dur saja "yah biar aja",
tulis apa yang ingin engkau tulis, kami tetap berjalan bersama
sayyidina Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, tulis apa yang ingin
engkau tulis "majelis yang merusak", "majelis yang membuat
kekacauan lalu lintas", apapun yang kalian ucapkan kami
akan terus membenahi diri kami dan Jakarta ini dengan kedamaian, kalian
tidak akan bisa mengguncang kami untuk melampiaskan emosi kami, kami
akan tetap bersama sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Mereka mengira kita akan marah dan menuntut ke pengadilan!!, bagi kita
masalah seperti itu sangatlah sepele. Majalah itu sudah tidak laku dan
tidak ada yang membeli maka mencari cara supaya laku jadi mencari
masalah dengan majelis-majelis yang besar supaya majalah itu dibeli,
maka janganlah dibeli. Dalam masalah ini bukan berarti kita penakut,
ingat tadi yang telah saya sampaikan tentang seorang mutadha'if,
orang yang mempunyai kekuatan tetapi diam tidak mau memperlihatkannya,
Majelis Rasulullah tidak akan terpancing emosi dengan munculnya ucapan
dan fitnah di majalah itu, namun kekuatan jiwa kita mereka tidak
mengetahuinya, didalam jiwa kita tersimpan kalimat "Allah",
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, rahasia keagungan Allah
pendamlah di dalam hatimu maka itu akan menjadi kekuatan besar.
Mudah-mudahan mereka diberi hidayah oleh Allah, amin. Kita doakan juga
para habaib kita yang dari Ambon semoga dilimpahi kekuatan oleh Allah
dalam perjuangan dakwahnya, terima kasih atas kehadirannya kami tidak
bisa memberikan sambutan yang hangat dan baik, namun kehadiran mereka
sungguh sangat membuat kita gembira dan bangga karena mereka mau
menginjakkan kaki ke majelis kita, dan semoga ada waktunya kita juga
berkunjung kesana untuk menyambung silaturrahmi, dan insyaallah ini
adalah yang pertama dan akan berkelanjutan di masa mendatang.
Selanjutnya qasidah doa untuk muslimin muslimat agar dijauhkan dari
musibah dan segala masalah, kemudian doa penutup oleh Al Habib
Abdurrahman Al Habsyi, falyatafaddhal.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar