Hidup Sehat dengan Shalat
Submitted by forsan salaf on Saturday, 11 July 20092 Comments
Di
dalam Islam terkandung nilai-nilai syariat yang begitu indah dan
berkeadilan. Setiap diri — baik Muslim maupun non Muslim — tidak
dirugikan sedikit pun oleh Islam. Hukum, aturan, nilai, dan etika dalam
syariat Islam adalah paling sempurna. Setiap bagian dari ajaran Islam
mengandung hikmah. Di balik hukum-hukum dan kewajiban syariat yang telah
ditetapkan Allah SWT, terkandung rahasia-rahasia yang mendalam dan
hikmah-hikmah yang menakjubkan. Akal manusia terlalu pendek untuk
menyelami segala rahasia dan hikmah itu. Syariat
ini diturunkan kepada manusia melalui Nabi dan Rasul, tidak lain adalah
demi kebaikan dan kemaslahatan manusia itu sendiri, baik duniawi maupun
ukhrawi.
Tak terkecuali shalat, dari kalimat yang kita dengar sehari lima kali, “Hayya ‘alas shalah, hayya ‘alal falah,” (Marilah
melakukan shalat, marilah menuju kebahagiaan) jelas tersurat bahwa
dengan menegakkan shalat, manusia akan menemukan kebahagiaan. Allah
menyatakan,
“Sungguh berbahagialah orang-orang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya“.
Dari penjelasan ini nyata bahwa shalat
yang khusyuk akan mengantarkan seorang hamba Allah kepada kebahagian
sejati. Kebahagiaan itu berupa kenikmatan abadi yang akan dikaruniakan
Allah di akhirat kelak. Di dunia, orang yang shalatnya khusyuk akan
merasakan kebahagiaan dan ketentraman hati.
Ibadah shalat merupakan bentuk dzikir
yang paling luhur, perilaku taat yang paling utama sebagai refleksi dari
puncak kepatuhan dan penghambaan diri. Di dalamnya, terwujud kebesaran
Sang Pencipta dan kenistaan makhluk. Dari itu, shalat menempati posisi
kedua dalam rukun Islam setelah mengucapkan kalimat syahadat.
Bagi para shalihin, bertemu Allah lewat
shalat adalah saat yang paling dinantikan, karena pada waktu itulah ia
bisa mencurahkan semua isi hati dan bermi’raj menuju Allah. Sesuai sabda Nabi SAW,
الصَّلاَةُ مِعْرَاجُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Ibadah shalat adalah mi’raj bagi orang mukmin”
Seorang muslim yang sadar bahwa dirinya
adalah hamba Allah, akan menandai terbit fajar sebagai awal pergantian
malam dan siang dengan menghadap Allah melalui shalat Subuh. Ia membuka
rutinitas kesehariannya, mensyukuri keselamatan yang dianugerahkan
ketika ia bangun dari tempat tidurnya untuk kemudian bekerja keras dan
mencari rejeki Allah.
Matahari bergeser dari atas ubun-ubun,
otak dan hati i disejukkan kembali dengan bertemu Allah dalam shalat
Dhuhur. Ketika matahari condong ke arah barat, sebagian manusia
istirahat dan melepas lelah, ada pertemuan lagi dengan Allah dalam
shalat Ashar, demi mensyukuri nikmat atas petunjuk Allah dalam setiap
usahanya. Matahari terbenam dan siang telah berganti malam, stamina
tubuh yang mulai bugar diajak bersujud kepada Allah dengan shalat
Maghrib. Saat bintang-bintang bertaburan memenuhi langit yang hitam
kelam, dan manusia hendak menikmati istirahat malam, ia menghadap dulu
kepada Al-Khaliq sambil bersyukur dalam shalat Isya’.
Begitulah perjalanan hidup seorang
mukmin, hari demi hari ditandai dengan menghadap Allah, menjadikan hidup
penuh arti. Karena setiap pertemuan dengan Allah di dalam shalat akan
mempunyai nilai tak terduga dan rahasia tersendiri. Selanjutnya, ia akan
kembali lagi ke alam realitas untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang
didapat dari shalatnya. Inilah makna sesungguhnya dari shalat.
Shalat adalah tolok ukur kedudukan
seseorang dalam Islam. Sesungguhnya setiap orang yang menganggap ringan
dan meremehkan shalat, maka pasti ia juga menganggap ringan dan
meremehkan dinul Islam, Bila ingin mengetahui kadar perhatian
Anda terhadap Islam, maka periksalah perhatian Anda terhadap shalat,
sebab kadar keislaman di hati Anda adalah seukuran kadar shalatnya. Bila
Anda ingin mengukur keimanan seseorang, maka lihatlah seberapa besar ia
mengagungkan shalat.
RAHASIA dan HIKMAH
Latar belakang disyari’atkannya shalat
di satu sisi sebagai pembuktian ketundukan dan penghambaan diri terhadap
Allah dan di sisi lain sebagai bentuk syukur terhadap nikmat dari Yang
Maha Besar, diantaranya adalah, nikmat penciptaan makhluk; Allah telah
menjadikan manusia dengan bentuk yang paling sempurna, hingga tak
seorang pun berharap diciptakan dengan selain bentuk ini. Allah
berfirman,
“Sungguh kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik”.
Begitu pula nikmat sehat, karena dengan kesehatan anggota
badan, seseorang mampu berbuat banyak kebajikan. Termasuk di dalamnya
nikmat pemberian sendi-sendi yang elastis dalam anatomi tubuh yang
sempurna sehingga dapat difungsikan dalam kondisi apapun. Allah kemudian
memerintahkan kita untuk menggunakan nikmat-nikmat itu dalam kepatuhan.
Dalam shalat, kita padukan angggota badan, lisan, hati serta jiwa
untuk berlutut dan memuja kepada-Nya, agar semua anggota dapat
mensyukuri nikmat-nikmat yang ada.Diantara hikmah yang terkandung dalam shalat adalah disiplin waktu, orang yang shalat tepat pada waktunya dapat dilihat dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak membiarkan nikmat yang mahal harganya ini berlalu sia-sia.
Pelajaran berikutnya dari shalat adalah kebersihan. Shalat tidak sah dilakukan apabila tidak diawali dengan bersuci. Hikmahnya, orang yang shalatnya khusyu’ akan cinta dengan hidup bersih, dan akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih. Termasuk rukun shalat adalah niat. Seorang yang shalatnya khusyu’ akan selalu menjaga niat dalam setiap perbuatan yang dilakukannya. Ia tidak mau bertindak sebelum yakin niatnya lurus karena Allah. Shalat juga memiliki rukun yang tertib urutannya. Jadi, hikmah yang bisa diraih adalah cinta keteraturan. Shalat mengajarkan agar seorang mukmin senantiasa tertib, teratur, dan prosedural dalam hidupnya. Selain itu, shalat melatih kita untuk tawadhu’, ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya. Bahkan dalam shalat setiap orang sama derajatnya. Setidaknya hal itu bermakna, dalam hidup kita harus tawadhu’, sebab kemuliaan hakiki hanya pantas dimiliki Allah SWT.
Shalat ditutup dengan salam, yang merupakan sebuah doa agar orang di sekitar kita diberi keselamatan dan keberkatan dari Allah. Ucapan salam ini sekaligus ‘garansi’ bahwa diri kita tidak akan pernah berbuat dzalim pada orang lain.
Dalam hadits Nabi SAW menegaskan,
اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang Muslim adalah dia yang orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”Hikmah lain di balik sejumlah kewajiban shalat sehari semalam adalah agar selalu berlangsung hubungan (munajat) antara hamba dan Tuhannya dalam ketaatan yang kontinyu, sehingga dia selalu sadar berada dalam pengawasan-Nya dan selalu takut kepada-Nya. Bila seorang hamba menghadap Tuhannya sehari lima kali, selalu ingat pada-Nya setiap saat, menyadari bahwa AlIah Yang Maha Tahu mendeteksi semua rahasia dan mengetahui bahwa Allah akan menghitung semua amal, baik yang kecil maupun yang besar, maka jelas hal itu akan mengantarkan seorang hamba untuk melaksanakan hak-hak agama, senantiasa takut kepada Allah dan berharap untuk meraih pahala. Sehingga bila terjebak dalam perbuatan dosa, maka ia cepat-cepat bertaubat memohon pengampunan dari-Nya.
Disamping hal-hal di atas, shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan diantara muslimin. Umat Islam di seluruh dunia menghadap kiblat yang sama, yaitu Ka’bah. Hal ini akan membawa dampak psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, setiap makmum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan apabila imam melakukan kesalahan, maka makmum mengingatkan. Sehingga akan timbul diantara jama’ah rasa kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan.
SUJUD TAMBAH KECERDASAN
Disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan di atas, shalat juga mengandung hikmah secara fisik. Banyak ahli-ahli (sarjana) kedokteran termasyhur membuktikan manfaat shalat terhadap kesehatan. Berikut studi pembuktiannya, dimulai dari bersedekap setelah takbirotul ihrom, meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan. Sikap seperti ini memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung, serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari persendian tangan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lancar. Hal ini menghindari timbulnya penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, maka lengan penderita tersebut dilipatkan di atas perut dengan mitella yang disangkutkan di leher.
Kedua, ruku’, membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan di atas lutut sehingga punggung sejajar membentuk suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Selain itu, rukuk merupakan latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat
Ketiga, I’tidal, yaitu bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak. Variasi gerakan berdiri, ruku’, berdiri lagi, kemudian sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Keempat, sujud, Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak terlatih untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini dapat menghindarkan mati mendadak akibat tekanan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak karena emosi yang berlebihan dan sebagainya.
Seorang dokter neurology asal Amerika -yang akhirnya masuk Islam- menemukan, di dalam otak manusia terdapat beberapa syaraf yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci dari otak memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi sempurna. Tetapi ketika seseorang sujud, darah dapat mengalir memasuki urat syaraf tersebut. Urat ini memerlukan darah pada saat-saat tertentu saja. Artinya kebutuhan ini terpenuhi hanya pada waktu shalat.
Posisi sujud juga mengalirkan darah kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Kelima, Duduk Iftirasy (tahiyat awal), posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha. Pijitan tersebut dapat menghindarkan penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu, tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postur ini bisa mencegah impotensi.
Dan yang terakhir, salam, Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Hal ini sangat berguna untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Satu lagi penelitian para ahli yang menjawab rahasia di balik anjuran shalat Tahajjud. Cuaca di malam hari yang biasanya dingin dan lembab menyebabkan banyak lemak jenuh melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Jadi, dengan shalat malam urat tidur kita lebih terkendali.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa shalat
disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga
mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup umat manusia. Shalat adalah anugerah terindah dari
Allah bagi hamba beriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar