Menggunakan
Internet untuk Maksiat
Soal:
Saya pemuda beristeri,
umurku 30 tahun, dan kadang-kadang aku masuk ke internet terutama program chatting
dan masukkan nama pemudi dalam rangka untuk mengenal dan komunikasi
dengan mereka di chat dan kamera. Apa yang harus aku lakukan untuk
menghilangi kebiasaan buruk ini?
Fatwa:
Alhamdulillah, shalawat
dan salam atas Rasulillah, dan atas keluarganya dan sahabatnya. Adapun
setelah itu: maka sesungguhnya internet itu termasuk ni’mat Allah yang
diberikan di masa ini, maka wajib bersyukur kepada Allah atasnya dengan
menggunakannya dalam taat atau paling kurang dalam hal yang mubah
(dibolehkan).
Dan yang lebih baik
menggunakannya untuk menuntut ilmu syari’I, mendengarkan Al-Qur’an dan
ceramah-ceramah ilmiyah atau menggunakannya dalam hal yang bermashlahat
yang bermanfaat, dan harus dijauhi dari penggunaannya dalam lagho (hal
yang batil atau sia-sia) dan lebih lagi dari penggunaan dalam
kemaksiatan-kemaksiatan dan ikut serta pelaku-pelaku kejelekan dalam
kebatilan mereka, maka manusia jatuh menjadi mangsa syaitan dan
pengikut-pengikutnya yaitu para pengekor hawa nafsu syahwat yang
menginginkan rusaknya pemuda Ummat, dan agar mereka menyeleweng dengan
penyelewengan yang besar dari hidayah kepada kebatilan, dan
menyia-nyiakan waktu mereka dan potensi mereka dengan sia-sia dalam hal
yang tidak ada gunanya dalam agama maupun dunia, sehingga sempurnalah
penjajahan atas mereka.
Adapaun mengenai bagaimana
menghilangi kebiasaan buruk ini maka wajib atasamu untuk selalu ingat
pengawasan Allah atasmu yang Dia itu tahu rahasiamu dan bisikanmu. Allah
Ta’ala berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ
الْغُيُوبِ {التوبة:78}.
Tidakkah mereka tahu
bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya
Allah amat mengetahui segala yang ghaib. (QS
At-Taubah: 78).
Kemudian ingatlah wahai
saudaraku, bahwa apabila anakmu yang kecil masuk kepadamu lalu ia
melihatmu atau isterimu menyingkap atau salah satu kerabatmu mengetahui
keadaanmu, maka bagaimana jadinya clingusmu dan malumu terhadap mereka?
Seyogyanya
clingusmu dan malumu terhadap Penciptamu, Tuhanmu, Pengatur
urusan-urusanmu itu lebih sangat dan lebih besar. Dan jangan lupa
saudaraku, bahwa di antara yang paling berbahaya sarana hancurnya
amal-amal adalah apabila keadaan hamba menampakkan taqwa di hadapan
manusia, tetapi ketika ia menyepi sendirian maka sibuk dengan
maksiat-maksiat. Karena dalam hadits bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا
مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ
جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً
مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ
لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا
إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ
كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ
اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
“Sungguh saya telah
mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku
yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung
Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban
berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami,
dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi
seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian
dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian
mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada
orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka
mereka terus (segera) melanggarnya.”
(HR Ibnu
Majah – 4235, berkata Al-Mundziri: para periwayatnya tsiqot/
kuat-terpercaya, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Maka wajib atasmu untuk
menjaga kehormatanmu dengan isterimu karena pernikahan itu adalah
sekuat-kuatnya pembentengan sarana-sarana, berdasarkan hadits shahihain:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ
مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ
لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ
“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang
telah memperoleh kemampuan (menghidupi rumah tangga), kawinlah. Karena
sesungguhnya, perhikahan itu lebih mampu menahan pandangan mata dan
menjaga kemaluan. (HR
Al-Bukhari dan Muslim)
Dan dalam hadits;
من تزوج فقد استكمل نصف
الإيمان فليتق الله في النصف الباقي . رواه الطبراني وحسنه الألباني .
Siapa yang menikah maka
sungguh dia telah menyempurnakan setengan iman, maka hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah dalam separuh yang tersisa. (diriwayatkan At-Thabrani
dan dihasankan Al-Albani).
Wajib atasmu untuk
memprogram pada dirimu programa pendidikan, latihan, dan hiburan yang
mubah (halal) sehingga menyibukkan dirimu dengannya, terhindar dari
sibuk dengan apa-apa yang tidak diridhoi Allah ta’ala. Karena
sesungguhnya hamba itu akan dihisab (diperhitungkan) dan ditanya tentang
umurnya dalam hal apa ia habiskan dan tentang masa mudanya dalam hal
apa ia gunakan dan tentang hartanya dan ilmunya. Sebagaimana dalam
hadits:
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ
الْأَسْلَمِيِّ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ
عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ
أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
صَحِيحٌ
dari Abu Barzah Al Aslami
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai
ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk
apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia
infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan.” ((HR
At-Tirmidzi, - 2341, dia berkata: Hadits ini hasan shahih, dishahihkan
Al-Albani).
Maka infakkanlah wahai
saudaraku, waktumu dan hartamu dalam mempelajari ilmu yang manfaat dan
dalam kemaslahatan serta pelayanan terhadap Muslimin. Jadikanlah
berpaling dari yang lagho (sia-sia) adalah syiarmu di setiap keadaanmu.
Wallahu a’lam.
Mufti Markaz fatwa dengan
bimbingan Dr Abdullah Al-Faqih.
Fawa nomor 59157
Tanggal fatwa: 12 Muharram
1426H
(islamweb).
Penjelasan Hadits
Soal:
Assalmu’alaikum. Aku ingin
bertanya tentang hadits syarif:
يَأْتُونَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا
فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ
مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ
وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ
وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
Suatu kaum dari ummatku
yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung
Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban
berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami,
dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi
seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda:
“Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan
kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi
mereka adalah kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang
melihatnya) dengan apa-apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus
(segera) melanggarnya.”
Apakah yang dimaksud itu
orang yang melakukan maksiat tetapi tidak terang-terangan di hadapan
antara manusia? Semoga Allah membalas Antum kebaikan.
Fatwa:
Alhamdulillah, shalawt dan
salam atas Rasulillah dan atas keluarganya dan sahabatnya. Adapun
setelah itu: maka hadits itu dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam sunannya
dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا
مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ
جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً
مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ
لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا
إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ
كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ
اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
“Sungguh saya telah
mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari
Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas
Allah menjadikannya sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah,
sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka
kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami
tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah
saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam
sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika
menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa yang di
haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” (HR Ibnu Majah – 4235,
berkata Al-Mundziri: para periwayatnya tsiqot/ kuat-terpercaya, dan
dishahihkan oleh Al-Albani)
Mereka yang dimaksud itu
adalah: orang yang menampakkan
kesalehan dan menjauhi maksiat sebagai penjagaan diri di depan manusia
dan di depan mata orang-orang, tetapi setelah hanya menyepi dengan dirinya sendiri dan tidak terlihat oleh mata
orang-orang, maka dengan segera ia melanggar larangan-larangan Allah.
Maka ini telah menjadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai penglihat
yang paling rendah tingkatannya, lalu ia tidak merasa diawasi Tuhannya,
tidak takut kepada Allah yang menciptakannya, sebagaimana ia justru
merasa diawasi oleh manusia dan takut kepada mereka.
Adapun orang
yang berupaya keras untuk meninggalkan maksiat, kadang lemah, tanpa
terus menerus jatuh pada keharaman-keharaman dan tidak meneruskan
berbuat kemaksiatan, maka diharapkan tidak termasuk yang demikian.
Wallahu a’lam.
Mufti Markaz fatwa dengan
bimbingan Dr Abdullah Al-Faqih.
Fatwa nomor 9268
Tanggal fatwa, 27 Rabiuts
Tsani 1422H
(islamweb).
(nahimunkar.com)
فتاوى الشبكة الإسلامية
معدلة - (ج 8 / ص 7594)
رقم الفتوى 59157 استخدام
الإنترنت في المعاصي
تاريخ الفتوى : 12 محرم 1426
السؤال
أنا شاب متزوج وعمري 30 سنة
وأحيانا أدخل على النت وخصوصا برامج الشات وأدخل باسم بنت لكي أتعرف على
شباب وأمارس معهم على الشات والكاميرا فماذا أفعل للتخلص من هذه العادة
السيئة.
الفتوى
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعد:
فإن الانترنت من نعم الله
التي أعطاها في هذا العصر فالواجب شكر الله عليها باستخدامها في طاعته أو
على الأقل فيما هو مباح.
والأحسن استخدامها في طلب
العلم الشرعي وسماع القرآن والمحاضرات العلمية أو استخدامها فيما يعود على
العبد بمصلحة نافعة، ويتعين البعد عن استخدامها في اللغو فأحرى عن
استخدامها في المعاصي ومشاركة أصحاب السوء في باطلهم فيقع الانسان فريسة
للشيطان وأتباعه من متبعى الشهوات الذين يريدون إفساد شباب الأمة وأن
يميلوا ميلا عظيما عن الهدى إلى الباطل وتضيع أوقاتهم وطاقتهم هدرا في غير
مصلحة دينية ولا دنيوية حتى تتم السيطرة عليهم،
وأما عن كيفية التخلص من هذه
العادة السيئة فعليك أن تتذكر رقابة الله عليك الذي يعلم سرك ونجواك قال
الله تعالى: أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ سِرَّهُمْ
وَنَجْوَاهُمْ وَأَنَّ اللَّهَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ {التوبة:78}.
ثم تذكر أخي
أنه ربما يدخل عليك ولدك الصغير فيراك أو تكتشف زوجتك أو أحد أقربائك حالك
فكيف يكون خجلك وحياؤك منهم، وينبغي أن يكون خجلك وحياؤك من خالقك ومربيك
ومدبر أمورك أشد وأعظم، ولاتنسى أخي أن من أخطر وسائل حبوط الأعمال أن يكون
العبد ظاهر التقوى أمام الناس فإذا خلا وحده اشتغل بالمعاصي ، ففي الحديث
أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لأعلمن أقواما من أمتي يأتون يوم القيامة
بأعمال أمثال جبال تهامة بيضاء فيجعلها الله هباء منثورا . قال: ثوبان،
يارسول الله صفهم لنا جلهم لنا أن لا نكون منهم ونحن لا نعلم قال: أما إنهم
إخوانكم ومن جلدتكم ويأخذون
من الليل كما تأخذون ولكنهم أقوام إذا خلوا بمحارم الله انتهكوها . رواه
ابن ماجه ، وقال المنذري : رجاله ثقات وصححه الألباني .
فعليك أن تستعف بزوجتك فإن
الزواج هو أحصن الوسائل، لما في حديث الصحيحين: من استطاع منكم الباءة
فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج . وفي الحديث: من تزوج فقد استكمل نصف
الإيمان فليتق الله في النصف الباقي . رواه الطبراني وحسنه الألباني .
وعليك أن تبرمج لنفسك
برنامجا ثقافيا ورياضيا وترفيهيا مباحا حتى تشغل نفسك به عن الاتشغال بما
لا يرضي الله تعالى. فإن العبد سيحاسب ويسأل عن عمره فيما أفناه وعن شبابه
فيم أبلاه وعن ماله وعلمه.
كما في الحديث: لا تزول قدما
عبد يوم القيامة حتى يسأل عن عمره فيما أفناه وعن علمه فيم فعل وعن ماله
من أين اكتسبه وفيم أنفقه وعن جسمه فيم أبلاه . رواه الترمذي وصححه
الألباني .
فأنفق يا أخي من وقتك ومالك
في تعلم العلم النافع وفي مصالح المسلمين وخدمتهم، واجعل الإعراض عن اللغو
شعارك في كل حالك.
والله أعلم.
المفتي: مركز الفتوى بإشراف
د.عبدالله الفقيه
فتاوى الشبكة الإسلامية
معدلة - (ج 2 / ص 4542)
رقم الفتوى 9268 شرح حديث ”
لأعلمن أقواماً من أمتي يأتون يوم القيامة بحسنات…”
تاريخ الفتوى : 27 ربيع
الثاني 1422
السؤال
السلام عليكم ، أردت أن أسأل
عن الحديث الشريف ( يؤتى يوم القيامة برجال لهم أعمال كجبال تهامة ييضا
فيجعلها الله هباء منثورا،لأنهم كانوا إذا اختلوا بمحارم الله انتهكوها) هل
المقصود بذلك المبتلى بمعصية ولكنه لا يجاهر فيها بين الناس. وجزاكم الله
خيرا.
الفتوى
الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فالحديث أخرجه ابن ماجه في
سننه عن ثوبان رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ” لأعلمن
أقواماً من أمتي يأتون يوم القيامة بحسنات أمثال جبال تهامة بيضاً، فيجعلها
الله عز وجل هباء منثوراً”. قال ثوبان: يا رسول الله صفهم لنا، جلهم لنا،
أن لا نكون منهم ونحن لا نعلم. قال: “أما إنهم إخوانكم ومن جلدتكم، ويأخذون
من الليل كما تأخذون، ولكنهم أقوام إذا خلوا بمحارم الله انتهكوها”
والمراد بهؤلاء: من يبتعد عن
المعصية ويتظاهر بالصلاح مراعاة للناس، وأمام أعينهم، وبمجرد أن يخلو
بنفسه ويغيب عن أعين الناس سرعان ما ينتهك حرمات الله, فهذا قد جعل الله سبحانه أهون الناظرين إليه،
فلم يراقب ربه، ولم يخش خالقه، كما راقب الناس وخشيهم، أما من يجاهد لترك
المعاصي، ولكن قد يضعف أحياناً من غير مداومة على مواقعة المحرمات، ولا
إصرار عليها، فيرجى ألا يكون داخلاً في ذلك.
والله أعلم.
المفتي: مركز الفتوى بإشراف
د.عبدالله الفقيه
(islamweb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar