Sesungguhnya Allah swt. telah mengambil persaksian tentang
Rububiyah-Nya dari setiap manusia. Dan setiap manusia telah mengatakan,
“Balaa syahidnaa.” Namun dalam realitas kita tetap menyaksikan tidak
sedikit manusia mengingkari Allah swt., menentang Rasul, dan memerangi
para dai pengajur kebaikan.
Sehingga kita dapati manusia terbagi menjadi dua golongan. Golongan
pertama adalah mereka yang sangat tunduk dan patuh pada setiap seruan
Nabi dan Rasul. Mereka membenarkan ayat-ayat Allah yang dibacakan dan
diajarkan kepada mereka. Bahkan, mereka tampil menjadi pembela kebenaran
dan senantiasa berjuang dengan segala bentuk pengorbanan demi tegaknya
kalimat “Laa ilaaha illallah, Muhammadar rasulullah.” Mereka inilah yang
disebut Al-Qur’an sebagai Hizbullah, tentara Allah.
Sedangkan kelompok kedua, mereka adalah kebalikan dari golongan
pertama. Mereka disebut Al-Qur’an dengan label Hizbush-syaithan, tentara
setan. Kelompok ini senantiasa menebar kebatilan dan mengajak kepada
kesesatan. Mereka secara terus menerus mempengaruhi manusia untuk
mengikuti keyakinan mereka dan menikmati setiap kemasiatan yang dapat
mereka lakukan.
Kesimpulan di atas kita dapat dari tiga ayat berikut ini.
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula di antaranya orang-orang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” [QS. An-Nahl (16): 36].
“Setan telah mengusai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat
Allah; mereka itulah tentara setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
tentara setan itulah golongan yang merugi.” [QS. Al-Mujadilah (58): 19].
“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan
hati akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang
Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau
anak-anak, atau saudara-saudara, atau pun keluarga mereka. Mereka itu
orang-orang yang Allah telah tanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Mereka itulah
tentara Allah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya tentara Allah itu golongan
yang beruntung.” [QS. Al-Mujadilah (58): 22].
Hizbusy-syaithan tidak pernah diam dan bekerja secara terus menerus
dan sistematis untuk mewujudkan keinginan dan impian-impian Iblis: semua
manusia tergelincir ke dalam neraka. Mereka berusaha menghimpun manusia
agar ada dalam pengaruhnya. Strategi apa yang mereka pakai?
Ada tiga strategi. Pertama, mereka berusaha keras
mengeluarkan manusia dari cahaya Allah dan ikatan nilai-nilai keimanan.
“Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [QS. Al-Baqarah (2):
257].
Strategi kedua, mereka melakukan tazyiin. Tazyiin
adalah memandang bagus kemaksiatan. Mereka menampakkan kemasiatan
sebagai ketaatan, melakukan kemungkaran adalah hak asasi, dan meyakini
kemaksiatan sebagai jalan untuk dekat dan perenungan atas karunia Allah.
Tazyiin adalah fenomena kekinian yang kita saksikan sehari-hari.
Syubhan dijadikan diamalkan dengan dilengkapi berbagai dalil yang
menyesatkan yang seakan-akan logis. Syahwat diumbar dengan tameng ini
hak asasi setiap manusia yang tidak bisa diatur oleh negara. Memakai
fasilitas dan uang negara untuk kepentingan pribadi boleh, asal
dibuatkan aturan yang membuat masyarakat tidak bisa menggugat.
“Dan kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka
memandang indah apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka dan
tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu
sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang merugi.” [QS. Fushshilat (41): 25].
Strategi ketiga Hizbusy-syaithan adalah taswis.
Taswis adalah membisikan kejahatan dan membangun keraguan dalam hati
manusia. Tentara-tentara setan selalu membangun isu, pikiran-pikiran,
dan slogan-slogan yang bertujuan membuat manusia ragu dengan kebenaran
Islam. Manusia tidak yakin bahwa masa depan mereka ada dalam naungan
Islam. Sementara ajaran-ajaran Liberalisme telah memberi begitu banyak
kebebasan syahwati dan bendawi tanpa ikatan moral.
“… dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan
manusia.” [QS. An-Naas (114): 4-6].
Karena itu menjadi penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri
tentara setan agar kita menghindari dari berteman bersama mereka. Ciri pertama,
mereka selalu lupa dari mengingat Allah (ghaflah). “Setan telah
menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka
itulah tentara setan. Ketahuilah, sesungguhnya tentara setan itulah
golongan yang merugi.” [QS. Al-Mujadilah (58): 19]
Tentara setan dari golongan manusia bisa siapa saja, dengan status
apa pun, dan strata sosial mana pun. Mereka lupa dengan Allah. Karena
lupa, mereka dengan mudah melakukan banyak pelanggaran. Bayangkan jika
orang-orang ini adalah para pemimpin masyarakat, pemegang tampuk
kekuasaan dan pemerintahan. Tentu derajat kerusakan yang diperbuatnya
demikian luas.
Ciri yang kedua, mengikuti hawa nafsu. Tentang hal
ini Allah swt. mengungkapnya di surat Maryam (19) ayat 59. “Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan
shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.”
Ciri yang ketiga, mereka menjauhi Al-Qur’an. Mereka
memilih kesesatan sebagai jalan hidupnya. “Aku akan memalingkan
orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang
benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap
ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan
yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya; tetapi jika
mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya.” [QS. Al-A'raf
(7): 146].
Ciri keempat, mereka dikuasi oleh setan. “Setan
telah mengusai mereka lalu menjadikan mereka lupa dari mengingat Allah;
mereka itulah tentara setan. Ketahuilah, sesungguhnya tentara setan itu
golongan yang merugi.” [QS. Al-Mujadilah (59): 19].
Ciri yang kelima, mereka loyal kepada musuh-musuh
Allah. “Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan,
yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).
Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” [QS.
Al-Baqarah (2): 257].
لِسَانُ الْحَالِ أَفْصَحُ مِنْ لِسَانِ الْمَقَالِ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar